Aug 28, 2021

Bisaku Apa?


Assalammualaikum,

Hellow... Selamat tengah malam dari aku yang ndak bisa tidur karena jaga anak yang sedang batuk pilek dan mulai ketularan, serta merasa down sendiri karena melihat kebanyakan orang pintar-pintar dan kreatif sehingga membuatku terpana dan amazed gitu, ku iri sangat 😆 dan merasa duhh ndak ada apa-apanya ini gw "i'am nothing". Bukan ku tak bersyukur atau kecewa sama diri sendiri, tapi ku galau mau mulai dari mana untuk upgrade diri 😊. Peran sebagai pegawai, ibu, istri, anak sudah membuat kepala cenut-cenut guys. 

Ku bertanya-tanya "Itu orang-orang bagaimana bisa bikin konten yg buaagus banget, sarat makna dan pesan baik, minimal bisa menghibur orang lain". Ku rasanya ndak bisa seperti itu. Urus diri sendiri aja ndak becus. Urus keluarga kualahan. Kerjaan kantor so so ajah. Lalu bisaku apa? Aku  emang senangnya menjadi biasanya aja ndak berambisi jadi cemerlang (gelas kaca abis dicuci kali ahh cemerlang). 

Ahh sudah lah bisaku hanya curcol aja guys, hahaha. Anggap aja ku memang belum punya skill yang mumpuni di bidang apa pun. Bukan nggak mau belajar hal baru tapi apa yang kucoba pelajari koq mandeg di tengah jalan. Ku ingat-ingat ku pernah belajar apa aja yaa, ini yang berhasil kuingat:

1. Menjahit

Pernah belajar menjahit sampai ikut kursus gitu. Yaa nggak serius juga sihh ku pusing bikin pola pakaian. Mungkin ku cocoknya bikin sesuatu tanpa pola yaa yang jahitnya lurus-lurus aja. Sempat punya cita-cita bikin rumah jahit yang produksi seprai dan mukena, tapi sudah kupendam, mungkin satu hari nanti setelah banyak waktu luang ku akan bermain-main sama "brother". Koleksi sepatu mesin jahit pun lengkap guys, hehehe

2. Memasak
Niat gitu beli buku resep untuk dipraktekan. Terus sadar diri trial and eror masakan itu mahal guys, eman uangnya apalagi kalau nggak serius. Dulu ku rajin bikin risoles smoked beef, bolu-boluan yang banyakan gagalnya, dan masakan yang ambyar rasanya. Sampai saat ini belum belajar masak lagi. Ku masih bergantung sama Uti ✌

3. Tahsin

Sebelum nikah ku ikut kelas tahsin di Masjid Al Hikmah. Rajin betul ku pagi-pagi sudah sampai Mampang. Setelah nikah cita-cita makin rajin karena lebih dekat dari rumah mertua. Apa daya hamil dan kudu banyak ngaso. Bye tahsin dan tahfidz. Sekarang mau coba ikut tahsin online dulu guys, hehehe

Demikian secuil pencarian bakat saya yang sampai saat ini belum berhasil. Semoga satu hari nanti ada yg kuseriusi dan bisa kujadikan konten bahkan kuproduksi untuk penghasilan lain-lainku. Biar bisa kebeli rumah dan mobil idaman guys 🤲. Tolong dibantu dengan doa yaa. 

Untuk saat ini ku memang jalan di tempat dan baru mulai akan melangkah lagi. Semoga Allah ridhai. Aamiin. 


»»  Read More...

Aug 15, 2021

Pompa Asi


 Assalammualaikum

Namanya emak-emak bahasannya nggak jauh-jauh dari anak, lanjut per-asi-an yaa...

Pompa asi adalah alat yang penting untuk kelancaran pemberian asi bagi working mom. Ada banyak merk pompa asi di pasaran dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik manual maupun elektrik berikut pompa asi yang pernah aku pakai :

1. Imani i2

Pompa asi ini aku pakai semenjak menyusui anak kedua. Iya yang aku pakai sekarang. Kenapa ndak pakai pompa asi yang sebelumnya? Masih dimanfaatkan sama orang lain, kebetulan aku juga tergoda sama pompa asi yang benar-benar hands free, ndak ada selang sama sekali.  Pengalaman sebelumnya ribet kalau mau pumping dan menyusui langsung secara bersamaan. Agak riweh aja kalau mau nyambi pekerjaan lain selama pumping. Pumping itu kan cukup menyita waktu yaa makanya kudu multitasking saat pumping.

Imani i2 ini praktis banget tinggal disempilin aja ke bra. Part-nya juga simpel dan nggak banyak. Hasil pumping pun ok, bisa mengkosongkan asi di payudara. Waktu itu sempat galau antara imani i2 atau gabag Kolibri imax. Selisih harganya lumayan banget guys hampir setengahnya. Setelah baca reviewnya aku lebih memilih imani i2 meskipun pricy karena ritme pompanya sama seperti Spectra 9+ dan tersedia part untuk kita adjust pakai mesin lain yang berselang dengan beli part-nya. Namun beberapa kekurangan pompa asi Imani i2 adalah: harganya lumayan mahal untuk single pump, masang partnya harus benar-benar sesuai, ndak ada timer di mesinnya, harus hati-hati saat pumping rawan tumpah asinya. Overall ndak nyesel beli pompa asi ini, kebantu banget untuk bisa multitasking. 

Untuk mempermudah saat penuangan biasanya sebelum aku tuang ke kantong asi aku pindahkan dulu ke botol, supaya tahu juga berapa ml yang didapat. 

2. Little Giant Lactation

Aku pilih pompa asi ini karena pompa (funnelnya) berleher pendek seperti pompanya Philips Advent Natural plek ketiplek lah selain harganya yang lebih terjangkau dibanding Spectra 9+. Ritme mesinnya mirip Spectra 9+, ada pijat dan perah, ditambah lagi ritne bionik (Spectra 9+ ndak ada). Mesinnya touch screen tapi sayang agak besar jadi ndak ergonomis di tangan.

3. Spectra 9+

Aku coba spectra karena dipinjamin Tia, yang aku pakai hanya mesinnya saja. Pompa (funnel), selang, dan botol untuk menampung hasil perah aku pakai bawaannya little giant lactation. Nggak bisa ke lain hati sama funnel berleher pendek. 

4. Philips Advent Natural

Ini pompa asi pertama yang aku pakai sejak anak pertama. Pompa asi yang menemani berjuang saat Ghifaz menjalani fototerapi karena bilirubin tinggi. Pompa ini dipinjami sama Dewi sahabatku tersayang, dan sampai sekarang masih terpakai lho. Walaupun manual pakai pompa ini praktis banget dan banyak menghasilkan asi perah. 

5. Philips Advent Essential

Aku pakai ini karena salah beli, hehehe. Pompa ini manual yaa, leher funnelnya panjang dan ukuran corongnya relatif kecil. Pakai botol leher standar yaa. Ini aku pakai untuk cadangan aja waktu itu, di kala pompa-pompa utama yang sering dipakai belum sempat dicuci. 

Demikian per-pompa asian. Ter-the best Imani i2 yaa guys.....

Sekian, semoga bermanfaat ^.^
»»  Read More...

Aug 8, 2021

August : My Birthday My Anniversary



Assalammualaikum. Hellow August.... 
Tanggal 5 Agustus merupakan hari kelahiran dan hari pernikahan. Iyaa aku sudah 30 sekian tahun sudah ndak muda lagi, hehehe. Alhamdulillah usia pernikahan sudah 4 tahun dengan dua anak laki-laki yang super. Ini kue dikasih sama adek. 
Kue murmer tapi rasa lumayan. Kenapa namaku jadi Mba Inuk Ginuk-ginuk? Oleh-oleh isolasi mandiri, untuk menghibur Uti ku bilang rasa makanan enak jadi "iinuukk" dengan logat jawa medok. Sejak itu jadi sering dipanggil Mba Inuk. Yaa berhubung badan juga semlohay pasca bersalin dan menyusui anak kedua predikat ginuk-ginuk pun turut melekat. Demikian cerita nama panggilanku yang baru. 

Kali ini nggak ada acara apa-apa, nggak request apa-apa juga. Ada kue juga alhamdulillah. Hari itu aku jadwal WFO, pulangnya pun kehujanan. Habis maghrib ada yang heboh kue ulang tahun yaa sudah foto-foto. Kata sahabat saya yang  LDM bisa kumpul keluarga setiap hari merupakan anugerah yang berharga sekali. 
Well di usia yang sudah tak muda ini rasanya ku banyak ketinggalan dalam segala hal. Tapi yaa sudah lah bukan untuk diratapi dan bersedih, melainkan ku harus lebih semangat lagi memperbaiki diri dalam menjalankan peran sebagai diri sendiri, anak, istri, ibu, kakak, pekerja, dan lain-lain.Catatannya di offline aja yaa, hehehe
Cuma bisa berharap semoga hari ini bisa lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini. Semoga selalu bisa belajar dan mengambil hikmah dari berbagai kejadian. 
Semmangat.... 
»»  Read More...

Jun 11, 2021

Kantong Asi


Assalammualaikum, 
To do list aku padat merayap, tapi pengen refreshing sejenak, hahaha
Sebagai ibu yang kuliah dan bekerja saat punya bayi pilihannya adalah memberikan asi perah saat ditinggal atau susu formula. Berhubung produksi asi cukup, yaa mari asi saja, toh lebih baik asi dibanding susu formula. Kantong asi bisa menjadi pilihan untuk menyimpan asi perah. Aku pribadi lebih memilih kantong asi untuk menyimpan asi perah dibanding botol karena praktis ndak perlu cuci-cuci (bilang aja malas 👻) dan lebih ringan dibanding botol asi kaca. Menurut aku ini kelebihan dan kekurangan kantong asi :
1. Lebih higienis karena sekali pakai dan sebelumnya sudah di-pre-sterilized terlebih dahulu
2. Lebih ringan dan praktis
3. Desain lucu dan unik sehingga bisa jadi booster tersendiri untuk ibu
4. Mudah ditulisi tanggal
5. Penyimpanan di kulkas lebih mudah dan hemat ruang
6. Terdapat termal sensor, memudahkan untuk memberikan asi perah pada suhu yang tepat

Kekurangan kantong asi adalah harganya cukup mahal dan karena sekali pakai menambah jumlah sampah kita.

Ini aku simpannya berdiri yaa, kalau mau lebih ringkas dan lebih muat banyak bisa pilih kantong asi kapasitas besar, diisi setengah atau tiga per empatnya, disimpan posisi tidur sehingga lebih pipih saat beku. Setelah beku disatukan dalam satu wadah atau plastik yang lebih besar deh, jadi muat banyak. 
Dari anak pertama sampai saat ini anak kedua aku pakai beberapa merk kantong asi, diantaranya :
1. Natural Mom

Aku pakai sewaktu anak pertama. Seingatku ini kantong asi pertama yang ada thermal sensornya dan desain yang  lucu. Ada tiga warna untuk ukuran 100 ml : kuning (singa), pink ( kelinci), biru (paus), bisa dilihat di foto pertama yaa. Sebenarnya ada ukuran lainnya 150 ml dan 180 ml, tapi aku belum pernah pakai.
2. Gabag
Gabag merk pertama yang aku kenal, bahannya paling lentur dibanding merk lain, gampang banget dicarinya di market place. Awal-awal aku beli yang warna kuning ukuran 180 ml. Buat aku terlalu besar karena aku simpan asi perah per kantong hanya 100-120 ml. Gabag ini juga sering mengeluarkan kantong asi berbagai edisi, yang aku tahu yaa ada edisi klasik (boy-girl, ayam), aneka rasa, boba, batik, cinta, dll. Untuk ukuran yang tersedia cukup lengkap: 100 ml, 120 ml, 150 ml, dan 180 ml.

Gabag Klasik Boy 100 ml
Gabag Edisi Asi Booster 100ml
Gabag Edisi Boba - 120 ml
Gabag Pot
3. Crown
Kantong Asi Crown

Ini yang baru lebih colorful merk Crown. Satu pack isinya satu jenis desain yaa. Kapasitasnya 120 ml, diisi 150 masih muat. Ada beberapa jenis desain lagi sebenarnya tapi nggak kefoto. Desainya : Pink-Owl, Biru-Submarine, Kuning- Sirkus, Hijau-Monyet.

4. Gea
Kantong Asi Gea Edisi Profesi

Gea ini harga, bahan dan kualitasnya mirip-mirip dengan crown. Ada 6 desain untuk Gea edisi profesi : ungu-astronot, kuning-pemadam kebakaran, oranye-polwan, tosca-guru, pink-chef, biru-pilot. Masih kurang dua yaa fotonya, hehehe.

5. Berdee
Kantong Asi Berdee

Ada 2 ukuran 100 ml : kuning-ayam (chikee), hijau-kodok (frogee), abu-abu-koala (koalee), 120 ml : pink-gajah (elephee), biru-ikan paus (sharkee). Untuk Berdee beberapa kali seal di atasnya robek saat dibuka, bahannya juga agak kaku tapi desainnya lucu.

6. Vita Flow
Vita Flow
Beli ini karena ada flash sale di market place. Pakai kantong asi Vita Flow harus sedia gunting, karena garis putus-putusnya itu ndak rapi ketika kita robek, merobeknya pun penuh perjuangan. Ku ndak beli lagi kantong asi ini.
 
7. Mizo
                               
Mizo 
Terakhir pakai Mizo banyak yang kebuang karena seal bagian atas banyak yang robek ketika dibuka. Lalu bagian bawah kan harusnya melebar gitu yaa pas diisi, ini agak susah gitu, jadi harus dibuka manual dengan penuh perjuangan. Dari segi desain lucu yaa, warnaya soft/pastel gitu. Karena kekurangannya itu memutuskan untuk ndak pakai mizo lagi. 

Selain merk di atas aku juga pernah pakai : malish, unimom, sunmom, tapi ndak ada fotonya, hehehe. Belum pernah bocor juga aku pakai semua merk ini. Buat aku kantong asi lucu-lucu begini bisa jadi booster tersendiri, jadi semangat pumping. Selama ini cocok dan beli berulang kali merk : gabag, gea, crown, natural mom. Demikian, semoga bermanfaat. Back to to do list-ku.

Hari ini bisa lebih baik, aamiin.
»»  Read More...

Jun 10, 2021

Hai Juni


Assalammualaikum. 
Hai Juni yang sudah berjalan sepertiganya, tahun 2021 sudah separuhnya terlewati dan ku masih begini saja, berkutat dengan self control yang masih acakadut. Berjibaku dengan diri sendiri untuk diriku yang lebih baik, *tsah kibas kerudung. 

Namanya manusia harus terus bisa memperbaiki diri dari hari ke hari. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, yang penting selalu berusaha, masalah hasil urusan nanti, kalau kata pepatah usaha tidak akan menghianati hasil. Bersyukurlah kalian yang self controlnya sudah baik, ndak perlu terus berjibaku seperti diriku, walau berat ku menikmatinya sambil ku belajar bagaimana mengajarkan anak self control pelan-pelan supaya tidak seperti diriku. 

Nothing special di bulan Juni ini, cuma menjalani rutinitas saja. Ehh tapi aku mulai ikut tahsin online gitu, rindu juga bacaan kita ditaklik dan dibetulkan makrajul hurufnya. Menyesal rasanya dulu ikut tahsin belum sampai tuntas, ndak papa kumulai lagi, biasanya menjadi anggota paling muda, sekarang jadi yang paling tua, hehehe. Sebenarnya lebih nyaman offline yaa daripada online tapi kan lagi pandemi gini tapi online menguntungkan juga buat buibu dengan baby and toddler, nggak perlu menghabiskan waktu di jalan, yaa semua ada plus minusnya.

Di bulan ini aku lebih aware sama diri sendiri, mau periksa dan test lab gitu. Berasa ngilu-ngilu gitu di area kemaluan, kan jadi parno yaa. Dua minggu yang lalu sudah USG, alhamdulillah ndak ada kista, jadi disaranin untuk papsmear dan test urine. Ini pun mengumpulkan keberanian untuk test-test itu. Ada yang merasa malah takut gitu kan kalau test dan nantinya hasilnya sakit. Tapi yaa lebih baik tahu sakit di awal sih biar bisa diobati dan sembuh. Pengen sehat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Ku ingin membersamai anak-anak sampai mereka dewasa dan beranak pinak, makanya kudu sehat dan strong. Gpp kan ikhtiar untuk bisa sehat dan berharap bisa hidup lebih lama. 

Sekarang juga mulai sadar diri untuk selalu bikin to do list, kerjain satu per satu dan nggak gampang terdistrak. Umur berbicara guys udah nggak bisa kayak dulu kebut semalam beres, jadi kudu perlahan-lahan dan pasti dikerjakan. Hahaha
Wish me luck on June 😇
»»  Read More...

Mar 28, 2021

WFH-WFO Versus Me


 Assalammualaikum

Lelah ceu mulai masuk WFO, hehehe

Karena cuti bersalin sudah selesai (minta maju 16 hari sih) otomatis dimulailah jadwal WFO saya setelah WFH selama hamil. Membayangkan akan WFO saja sudah cenat-cenut kepala ini. Masalah transportasi dan harus ketemu orang lain. Nama pun setahun cuma di rumah saja, keluar benar-benar kalau ada keperluan penting dan mendesak, benar-benar nggak ketemu orang lain. Kalau berangkat sih aku barang Ayah, pulangnya kan nggak bareng ayah karena selisih 1,5 jam jadwal pulangnya, lumayan kan 1,5 jam itu buat ibu-ibu. Diputuskan naik kereta dengan protokol kesehatan yang ketat. Masker nggak lepas, berusaha nggak sembarangan pegang-pegang barang, bahkan sebisa mungkin aku nggak pegangan di kereta, lebih memilih nyender di ujung gerbong. Aku pilih di gerbong wanita dekat kursi prioritas, toh aku turunnya di depok jadi meminimalisir berpapasan sama penumpang lain yang keluar masuk kereta. Sampai rumah lewat pintu belakang langsung masuk kamar mandi dan mandi, baju ganti sudah disiapkan sebelumnya.

Jadi, aku tuh selama hamil dan WFH merasa nggak produktif (emang biasanya begitu sih), macam banyak wasting time gitu lah, ahh jadi menyesal kan. Hamil anak kedua kemarin itu cukup parah sih keluhannya. Mulai dari mual-mual parah sampai susah untuk makan, terlalu sensitif sama aroma, badan pegal serasa habis digebukin. Ngurus Ghifaz aja ku tak sanggup 😭. Benar-benar dihandel Ayah dan Uti. Alhamdulillah banyak dibantu, tapi di satu sisi ada rasa bersalah yang terus menghantui. Yaa WFH pun kerja kan yaa, hanya beda tempat kerja, WFH bukan berarti libur kan? Aku malah ngerasa bagai kerja lebih dari 8 jam dan tak kenal waktu. Makanya sering tidur lagi setelah shalat subuh karena sudah lelah, penyakit banget emang, hehehe. Karena lebih banyak di rumah jadi lebih sering scroll sosial media dan market place (tepok jidat lengkap lah penyakit saya). Lha koq di rumah saja malah berasa waktu kurang dan boros yaa.

Maksudnya nggak produktif itu adalah nggak "menghasilkan" sesuatu, nggak belajar hal baru, tapi malah lebih  menghabiskan waktu dan uang, bagai stuck gitu lah. Amalan yaumiah seperti : doa pagi - sore, tilawah, dan menghafal bye-bye sudah. Ngerjain kerjaan domestik rumah tangga pun nggak. Masak buat anak pun nggakhehehe. Lalu selama ini aku ngapain aja? Kan jadi kangen ikut kelas tahsin dan tahfidz atau kursus apa gitu biar value diri ini nambah.

Setelah mulai WFO aku pun membandingkan yaa, ternyata kalau WFO aku itu nggak buka sosial media atau pun market place. Waktunya kerja yaa dipakai buat kerja, hehehe. Mungkin aku memang nggak punya jiwa jadi freelancer yang waktu kerjanya diatur suka-suka diri sendiri, bakal bubar jalan semua terbengkalai. Karena nggak buka market place aku lebih hemat dong, nggak sering belanja-belenji barang nggak jelas. Tapi memang jadi ada pengeluaran buat transportasi dan makan, karena aku ndak bawa bekal, ndak sempat masak dan ndak ada yang masakin.

Jadi ku merasa lebih produktif selama WFO dibanding WFH. WFH itu jungkir balik sis, emang sih selalu dekat sama anak, tapi kerja jadi banyak distraksi yang pada akhirnya semua jadi terbengkalai. Aku bukan manusia super, aku hanyalah manusia biasa yang gampang tergoda untuk leyeh-leyeh dan rebahan. Ada yang bilang "kan bisa kerjanya pas anak-anak tidur" Anak aku yang pertama tidurnya jam 11 guys, lalu ku harus tidur jam berapa? Terus kalau aku memilih jadi ibu rumah tangga bagaimana nasib ku? Apakah anak-anak akan lebih terurus? Entah lah. Ingin ku menangis, hehehe

Jungkir balik banget ini perjuangan kerja dan urus anak. Yang cuma urus anak doang di rumah juga stress koq. Kecuali jadi anak sultan yaa, semua ada yang urus, tinggal tunjuk-tunjuk aja, hehehe. Aku tim WFO lah pokoknya kalo begini, meskipun kalau lagi WFO batinku teriak "mau di rumah aja" hahaha. Emang dasar aku anaknya labil dan manajemen dirinya ndak bagus jadi begini deh.

Semoga apa yang kita lakukan dinilai ibadah, jadi terus semangat menjalani hidup dan suratan takdir.

.

.

Poedjie

»»  Read More...

Mar 23, 2021

Mengurai Keruwetan


 Assalammualaikum,

I need curhat, hehehe

Siapa yang merasa hidupnya ruwet macam saya? 

Apa cuma saya aja yang hidupnya ruwet? Sudah lama sekali merasa ruwet sama diri sendiri, keluarga, pekerjaan, dan hidup. Koq rasanya semua penuh dengan masalah yang harus dibenahi tapi nggak tahu bagaimana harus memulainya, buntu gitu. Emang nggak perlu dibayangin sampai over thingking sih, tapi yang terjadi itu, gimana dong? Si over thinking mendominasi, dan pada akhirnya stress sendiri. Tetiba jadi mikir keruwetan ini harus diurai supaya hidup ini lebih damai.

Hidup itu memang berkawan dengan masalah, ada yang bilang apalah hidup tanpa masalah, nggak berasa hidup, masalah adalah bumbu kehidupan yang rasanya berlebihan, kadang keasinan, keasaman atau bahkan kepedasan atau kemanisan. Sesuatu yang terlalu atau berlebihan memang nggak baik. Ku pikir-pikir masalahku banyak benar ya. Ku coba bikin daftar apa yang melintas di kepalaku :

  • Anak / Keluarga
        Berat badan Mas Ghifaz yang irit dan tinggi badan yang kurang untuk anak seusianya, meskipun kata dokter tercinta nggak papa Bu masih aman. Tapi ku terbersit rasa takut Mas Ghifaz kurang nutrisi, soalnya makannya unik, belum doyan lauk. Salah ibunya sih, nggak kreatif bikin masakan dan pasrah sama Uti. Belum lagi kemarin Adek Ghizan berat badannya cuma naik 300 gram, harusnya bisa lebih, curiga dia bingung puting, atau kalau malam Ibunya nggak bangunin dia buat nyusu. Ditambah lagi gigi Mas Ghifaz nambah lagi yang gripis, menangis hati Ibunya ini. Lalu yang parah bagaimana mendidik anak-anak ini Yaa Rab? Feel guilty banget kalau ngomongin in, ku menangis kejer ini. Tolong maafin Ibu yaa Mas.... Adek....
Apa yang akan kulakukan?
Buat pantau berat badan bocah (berat badan ibunya juga sih) ku beli timbangan digital, biar bisa pantau dua minggu sekali berat badan bocah. Buat Ghizan ku susui sesering mungkin semau dia, meskipun kalau malam ku sering tak bangun untuk nyusuin bocah, abis gimana dong, bocahnya juga tidur kan yaa nggak nangis, kalau pun kubangunin nyusunya ala kadarnya, macam kegedean usahanya. Buat Ghifaz emaknya ini belum bisa masakin dia, pelan-pelan yaa Mas, Ibu beresin dulu urusan yang lain supaya bisa punya energi untuk masak-memasak, jadi saat ini kupasrah sama Uti dan susu tinggi kalori. Untuk gigi Mas Ghifaz yang gripis yaa ditambal lagi seperti gigi lainnya.
  • Pekerjaan
Namanya setahun ditinggal yaa, walaupun tetap kerja WFH beda banget rasanya, banyak dokumen fisik numpuk belum kusentuh. Banyak utangnya lah ini efek WFH 9 bulan dan cuti bersalin 3 bulan. Udah aku data sih apa aja yang ruwet di kerjaan dan mulai dicicil, semoga nggak ada kerjaan baru yang bikin pusing.

  • Keuangan
Aku tuh merasa boros banget ini, selama pandemi ini banyak menguras tabungan, namanya hamil dan bersalin kan butuh dana lebih yaa, jadi sekarang berusaha balikin tabungan yang terkuras itu. Aku sampai ikut webinar keuangan gitu, hahaha. Mau mulai mengisi excel yang kemarin dikasih pas webinar itu supaya nggak halu lagi sama keuangan. 

  • Diri Sendiri
Ini adalah masalah terbesar dan sumber dari segala masalah. Karena diri sendiri yang nggak disiplin, yang teledor, suka menunda, boros timbul lah masalah-masalah yang bikin ruwet ini. Jadi ku mulai menyeimbangkan rohani dan jasmani. Mau upgrade diri dalam beribadah, shalat yang khusyuk dan perbanyak shalat sunnah, rutin tilawah, dan ku kangen tahsin. Apa kabar ini mau menghafal Quran supaya bisa jadi jalan pembuka orang tua masuk surga.

Demikian sedikit keruwetan yang kusadari dan berusaha kuurai. Semmangat lagi yaa dalam menjalani hidup ini, walau terasa berat dan pengennya nyerah dan nangis mulu. Semoga semua bisa terurai dan kembali "lurus". Aamiin....

Wassalam
.
.
Poedjie

»»  Read More...

Mar 14, 2021

Drama Vaksin Ghizan


Assalammualaikum.....
Aku mau cerita kejadian kemarin guys... 
Jadi kemarin adalah jadwal Ghizan vaksin, jam 8.30 udah ready dan pesan grab. Agak drama gitu tiba-tiba Mas Ghifaz mau ikut naik grab. Padahal rencana awal cuma aku sama Ghizan aja, karena pasti bakal lama khawatir bosen dan minta pulang sebelumnya. Akhirnya yaa udah Mas Ghifaz ikut, ayah ikutin grab naik motor supaya langsung cus pulang kalau udah bosen. 

Abang grabnya lama gitu datang alhasil sampai klinik jam 9.10, dan udah tutup dong pendaftarannya, udah 15 orang. Biasanya pendaftaran dibuka jam 9.00. Datang jam segitu masih dapat nomor antrean walaupun udah akhir-akhir. Ngerayu mbak-mbak pendaftaran ndak berhasil dong. Yaa sudah terima nasib. Sengehits gitu memang Dokter Intan, haruskah ku ngejogrok di klinik dari jam 8 pagi dan pulang jam 12 siang? 

Keluar lah kita dari klinik, diskusi sama ayah baiknya gimana soalnya ku malas kalau harus keluar rumah lagi Sabtu besok. Diputuskan telfon hermina tanya Dokter Rastra praktik jam berapa, dijawab jam 8-11 pagi, lihat jam sekarang 9.30, ok cuss ke hermina, naik motor aja biar cepat. Ini baru pertama kali aku vaksin anak ke Dokter Rastra, pengen tahu juga gimana kalau vaksin ke beliau. Sampai di hermina langsung ambil nomor antrean (iyaa aku lupa ndak daftar sekalian pas telfon, hiks.... Padahal bisa daftar online). Dapat nomor antrean pendaftaran 51, yg dilayani baru nomor 37, jajan dulu kita ke kantin, yang kubayangkan hanya ketan bumbu yang enak di kantin, hehehe. Menurut aku enak si ketan bumbu di kantin Hermina. Setiap ke Hermina yang kucari ketan bumbu. Mas Ghifaz jajan donat. 

Setelah nunggu sejam dipanggil juga, masuk kita dan diskusi gitu mau vaksin apa dan kenapa berat badan Ghizan cuma naik 300 gram padahal bulan kemarin 1.000 gram sambil baca catatan vaksin Ghizan di buku. Dokter Rastra mastiin dong "Ini Intan kan, tulisannya gemuk-gemuk, adek kelas saya". Aku ngangguk dan curcol " Tadi udah ke Dokter Intan dok, ditolak dok, nggak kebagian nomer, sudah 15 orang. 

Setelah diskusi masalah ibu-ibu sedepok raya, yaitu berat badan bayi, tibalah waktunya dienjus. Sebelumnya dicek pakai stetoskop, cek alat kelamin ada kotoran apa ndak, dan cek-cek lainnya, disuntiklah Ghizan, anaknya nggak nangis dong, alhamdulillah, cuma merintih "ihik... " Ahh good boy sekali anak aku ini. Selesai vaksin langsung cuss pulang. Dokter pun lupa ukur tinggi badan dan lingkar kepala, aku pun lupa, yaa sudah, next vaksin aja akan kupastikan dokter ukur tinggi badan dan lingkar kepala. 

Jadi Dokter Rastra akan kujadikan alternatif di saat butuh vaksin/berobat tanpa antre lebay atau saat Dokter Intan ndak praktik. Kakak kelasnya Dokter Intan buibu.... Recommended lah dua dokter anak ini. 

Wassalam
Poedjie
»»  Read More...

Mar 13, 2021

Bye Februari, Bye Full WFH, Welcome Work


Kantor Tercinta dan Lurah Balaikota
Assammualaikum,

Sudah bulan Maret dan terlewati 2 pekan *merenung di pojokan mikir apa yang sudah aku lakukan selama cuti bersalin kemarin, koq nggak berasa yaa, hehehe

Jadi 1 Maret kemarin memutuskan untuk menyudahi cuti bersalin dan mulai kerja lagi demi sebongkah berlian, maju 16 hari aja koq, toh masih WFH-WFO, jadi nggak terlalu feel guilty. Entah kenapa 1 Maret selalu jadi moment back to work. Pertama tahun 2019 balik kerja dari tubel dan tahun 2021 balik dari cuti bersalin. Apa aku pas-pasin yaa, hehehe

Balik kerja rasanya sedih sih,  biasa 24 jam sama bocah, ini  harus ditinggal. Tapi yaa sudah cepat atau lambat juga harus ditinggal buat kerja. Selain sedih juga ada rasa khawatir akan virus corona. Secara aku tuh berangkat bareng Ayah, pulangnya naik kereta. Seminggu kemarin aku WFO : Senin, Kamis, Jumat. Senin dan kamis aman naik kereta, ndak perlu antre-antre dan dapat duduk karena pulang jam 3. Hari Jumat pulang 15.30 kena antrean gitu di Stasiun Gondangdia dan lumayan rame baik di peron maupun di dalam keretanya. Kupikir bakal dihitung gitu yaa yang bisa masuk peron, ternyata semua yang ada di barisan ini adalah penumpang KRL ke Depok/Bogor dan semuanya boleh naik ke peron tuh. Jadi makin khawatir sama Mbak Corona kan kalau begini. Di kereta macam kayak patung, ndak berani pegang ini itu, pegangan pun takut. Yaa sudah lah Bismillah saja, semoga aku dan keluarga selalu dilindungi Allah SWT dari penyakit dan mara bahaya, pasrah.

Suasana antre masuk peron di Stasiun Gondangdia

Gimana suasana kantor?

Beda banget sama sebelum pandemi. Lebih sepi karena maksimal yang WFO 50%.  Ahh pokoknya rindu sangat sama keadaan normal. Bebas makan bareng-bareng tanpa rasa khawatir. Kalau kerjaan yaa begitu aja sih,  mencicil dokumen fisik yang kutinggalkan selama setahun WFH. Alhamdulillah anak-anak baru hasil test tahun 2019 mulai masuk, jadi ada tambahan tenaga dan berasa lebih tua, karena berasa bener gap umurnya, 😆

Semoga keadaan bisa normal lagi seperti sedia kala, mbak corona bisa segera teratasi dan kita menang melawan virus ini, Aamiin. 

Wassalam

Poedjie

»»  Read More...

Feb 27, 2021

Rutinitas


Assalammualaikum, 
Hampir empat hari belum nulis, hehehe... 
Tak apalah, yang penting ndak melanggar hukum 😂

Sebenarnya sudah cukup lama mau nulis tentang ini, terinspirasi dari IG Story-nya penulis novel favorit aku, Ika Natassa tentang shalat yang merupakan rutinitas yang dianugerahkan Allah untuk umat Islam. Bisa dibaca di IG Ika Natassa pada highligt yang aku beri tanda love yaaa

Di awal story dia cerita tentang jawaban 3 astronot terhadap pertanyaan "apa tips bisa tetap waras dengan kondisi hidup yang 'terisolasi' berbulan-bulan di luar angkasa? ". Aku pun tertarik dengan jawaban astronot pertama (aku kasih smiley bintang) yaitu menciptakan daily routines, jadi nggak terasa stuck dalam waktu yang sama.

Aku tertarik dengan kalimat "Menciptakan rutinitas harian". Terasa diajak berpikir " Ooo iya hidup ini sebenarnya memang rutinitas yang kita jalani. Ada rutinitas yang kita jalani secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Rutinitas harian seperti bekerja, belajar, shalat lima waktu, mandi, makan, menabung, pakai skin care 😄, dan lain-lain. 

Aku tuh jadi flashback gitu dan merasa malu sendiri karena menjalani rutinitas ini dengan setengah hati, nggak total, terasa sebagai penggugur kewajiban saja. Padahal kan kalau aku jalani dengan serius dan diniatkan karena Allah pasti akan membuahkan hasil yang "manis" dan bernilai ibadah. 

Misal setengah hati pakai skin care sudah pasti hasilnya nggak maksimal, rugi karena merasa hasilnya nggak ok atau nggak cocok jadi beralih ke skin care lain, atau produknya sudah kadaluarsa karena ndak dipakai. Padahal kan yaa yang namanya pakai skin care yaa harus rutin, rajin, nggak pernah terlewat dalam waktu tertentu supaya hasilnya maksimal. 

Begitu juga dengan rutinitas lainnya, jika melakukan shalat untuk menggugurkan kewajiban belaka yaa nggak bakal dapat manfaat dari shalat seperti hati yang tentram. Atau makan yang penting kenyang tanpa memperhatikan nutrisinya, bisa menyebabkan penyakit atau kegemukan. 

Ahh memang sudah seharusnya dalam melakukan sesuatu kita serius dan do the best. Supaya nggak rugi dan dapat manfaatnya. Biarlah yang lalu berlalu dan dijadikan pembelajaran, esok kita jalani rutinitas dengan baik, semaksimal mungkin semampu kita supaya menjadi insan yang beruntung, hari ini harus lebih baik dari kemarin, besok harus lebih baik dari hari ini. 
Salam
Poedjie
Sumber gambar Instagram Ika Natassa
»»  Read More...

Feb 23, 2021

Pakai Korset Pasca Bersalin


 Assalammualaikum,

Jadi aku tuh pengen setiap hari terbiasa nulis, apa aja diceritain, macam diary gitu. boleh-boleh aja kan.... Suka-suka aku 😀

Beberapa hari yang lalu aku ditegur sama Uti karena ketahuan nggak pakai korset. Kata Uti "perut gede begitu, anak baru dua, masih muda, dipakai terus korsetnya, kalau tidur ndak papa dilepas". Ku pikir-pikir ada benarnya juga, ini badan memang semakin melebar sampai baju-baju lama ndak muat lagi, siapa tahu bisa bantu lebih singset kan, jadilah kupakai lagi korset yang sudah kugantung itu. Habis bersalin emang enak banget pakai korset, buat jalan lebih tegap aja gitu, nama pun perut habis meregang selama hamil, terus tiba-tiba jadi lebih kecil karena bayi sudah keluar, kalau nggak pakai korset nanti si bayi digantikan sama lemak, hehehe

Pasca bersalin anak pertama setiap hari aku tuh dipakaiin gurita dan stagen gitu sama Uti, pada saat itu kan baru ada Ghifaz jadi Uti masih sempat bantu pakai itu stagen. Kalau sekarang cucunya sudah tiga, mana sempat pakai stagen, maka dari itu aku beli korset aja buat pengganti stagen itu, biar lebih praktis aja, cuma rempong kalau buang air *alasan. Sebelum bersalin aku siapin 2 korset yang harganya aman buat dompet, merk sorella dan mama choice. Aku beli di shopee. 

Korset Sorella
Sorella aku pakai hampir setiap hari, bahannya lembut dan lebih "ngikat kencang". Perut nggak berasa goyor-goyor. Supaya nggak nyentuh kulit langsung korsetnya aku pakai kaos dalam dulu, tarnyata sekarang sudah banyak yang jual kaos dalam / tank top menyusui, jadi aman deh buat menyusui bayi. So far nyaman-nyaman aja pakai korset sorella, senyaman bra menyusuinya.

Kalau yang mama choice belum aku pakai, untuk bahan lebih lembut sorella. Pengen kujual aja ini korset mama choice karena memang belum dipakai. Pakai sorella aja, kalau pas dicuci yaa nggak pakai, anggap aja istirahat, ada yang mau beli? hehehe. Rencananya kalau WFO pun mau aku pakai korset ini, supaya badan lebih tegap dan skoliosis aku ndak tambah parah, ngarep bonus singset juga sih, berat ceu ke tulang dengan berat badan kelebihan 7kg.

Jadi intinya ndak ada salahnya lho kita itu ngikutin saran orang tua, selama bukan mitos belaka. Makanya ku nurut aja disaranin pakai korset. Sebenarnya ku ingin coba pakai bengkung macam yang Bidan Yesi praktikin, tapi ndak pernah berhasil dari nyoba setelah anak pertama lahir, ku cari yang praktis-praktis aja. Buat buibu yang baru bersalin hayo dipakai korsetnya, kita singset sama-sama yuk...

Salam

.

.

Poedjie

Gambar korset sorella aku ambil dari sini

Gambar korset mama choice aku ambil dari sini

»»  Read More...

Persiapan Kembali Bekerja -Drama Dot-


 Assalammulaikum,

Seminggu menjelang berakhirnya cuti bersalin binti back to work 😆

Nggak ada persiapan khusus sih, cuma lagi berusaha nyiapin Ghizan bisa minum asi dari dot, sampai dengan hari ini masih belum menemukan dot yang cocok, ingin rasanya ku menangis 😩. Kenapa pakai dot? Kan bisa bingung puting dan kawan-kawannya. Sesuai arahan para konselor asi kan pemakaian dot itu ndak boleh yaa, idealnya pakai cup feeder/gelas/disendokin, tapi ketika minta tolong sama orang lain nggak segampang itu jenderal, lebih drama lagi dibanding pencarian dot yang sesuai. Masalahnya Uti harus ngawasin 2 toddler juga, meskipun ada yang bantu. Jadi yaa sudah, yang penting bisa minum asi sesuai kebutuhan dan ndak bingung puting, aku sudah bahagia. Semoga benar yaa janji-janji para produsen dot, ndak bikin bingung puting, hehehe

Waktu umur beberapa hari aku pernah ninggalin Ghizan karena bawa Ghifaz ke rumah sakit berobat, laporan dari Uti gampang-gampang aja pakai dot yang ada, 60 ml langsung habis cuy. Jadi aku happy toh dan mikir "ahhh anaknya pinter ini minum asi pakai dot" dan nggak dicoba-coba lagi sampai kemarin, nggak mau dong bocahnya, auto panik. Dimulailah ini pencarian dot. Sampai weekend ini harus lulus yaa Zan🤲. 

Karena habis bersalin badan ini masih menggelembung, seragam ndak muat dong, jadi yaa cari seragam ini, udah ada seragamnya, dan ada drama juga, yess hidup tanpa drama apa lah artinya hidup, hahaha. Selebihnya pengen rasanya cuti terus atau WFH terus, supaya bisa terus dekat sama bocah. Maunya aku tapi ndak bisa terealisasi, hahaha. Yuukk kerja yuuk supaya "tujuan-tujuan itu tercapai" Semangat yuukkk. Seminggu ini kudu harus musti wajib dijalanin seakan-akan udah WFO. Asli perjuangan ini. Entah kenapa di rumah aja bangun makin siang, perasaan cuma gitu doang di rumah tapi nggak kelar-kelar. Diriku nggak selincah dulu, hiks. 

PRnya banyak bener kan yaa. Mau menunaikan janji juga ke sahabat saya, pasti bisa ayo djie you can do it. *kopi mana kopi.... Hari ini kucoba list apa aja yang harus kulakukan dan kukerjakan, nggak ada waktu lagi buat halu atau lama-lama scroll IG, huhuhu. Scroll-scroll handphone memang membuatku terlena. Memang ku harus jauh-jauh sepertinya supaya bisa lincah lagi. Andai ada tombol reset di badan yaa, hihihi. Tuh kan andai dan halu lagi. 

Mari bergerak lincah poedjie.... Semangat.... 


»»  Read More...

Feb 22, 2021

Tentang Dokter Anak di Depok


 Assalammualaikum,

Ceritanya Sabtu kemarin imunisasi DPT1 adek, terus tak sengaja ngobrol gitu sama salah satu orang tua anak yang mau divaksin juga, usia anaknya beda sebulan sama Ghizan, tiga bulan. Menurut ceritanya, si Ibu lahiran di RSIA baru yang terkenal itu di daerah Bintaro. dan merasa sudah cocok sama dokter anak di sana, tapi karena terlalu jauh jadi beralih ke dr. Intan seperti diriku, hehehe. Langsung ingat gitu deh masa-masa pencarian dokter anak dahulu kala.

Awal punya anak Ghifaz, dokternya dr. Harry Mulia yang kebetulan praktik di Rumah Bersalin Depok Jaya, tempat Ghifaz dan Ghizan lahir. Dokternya sabar, tapi kita yang harus banyak tanya, baru dijelasin sama beliau, selain itu jadwal praktiknya nggak sesuai terus sama jadwal aku, jadi lah harus beralih ke dokter lain. Aku dapat info dari Ibu-ibu di grup yang banyak rekomendasiin dr. Intan Tumbelaka, googling-googling praktiknya di Naura Medika dan RS Mitra Keluarga Depok, nggak terlalu jauh dari rumah kliniknya. 

Pertama ke sana waktu Ghifaz muncul bentol-bentol merah di lengan macam kena tomcat. Pertanyaan pertama dari dr. Intan "ganti sabun/minyak telon/lotion nggak bu?" Karena jawabannya ndak langsung diperiksa, diagnosisnya impetigo dan dikasih salep untuk pengobatannya. Dari sini, setiap butuh ke dokter baik imunisasi atau sakit kita ke dr. Intan. Untuk obat, pro RUM (reasonable used medicine) banget. Kalau batuk pilek selama anaknya ndak terganggu yaa nggak dikasih obat, tapi kalau mengganggu yaa dikasih obat, supaya cepat sembuh. 

Kalau mau ke dr. Intan di Naura MedikaMedika telfon dulu sebelumnya, terkadang beliau cuti atau mendadak ndak praktik. Selama pandemi ini jadwal untuk anak imunisasi dan berobat karena sakit dipisah, jumlah pasiennya pun dibatasi. Selasa dan Jumat untuk anak yang berobat sedangkan untuk anak imunisasi hari Kamis dan Sabtu. Antreannya lumayan panjang dan harus datang, ndak bisa daftar melalui telepon, biasanya jam 9 udah antri, dan dokternya datang sekitar jam 10.30 - 11.00. Bukan dokternya ngaret yaa, tapi memang seharusnya pendaftaran dibuka jam 10.00, karena pasiennya banyak dan dari 8.30 udah datang, makanya dibuka lebih awal. Harus punya stock sabar yang banyak yaa, karena dr. Intan periksa dan ngasih penjelasan cukup detil, apalagi sama orang tua yang keponya tingkat dewa, mungkin bisa sampai 30 menit satu pasien. Wow banget kan, makanya kadang aku tuh sampai rumah dari klinik bisa jam 1-an dari jam 9 pagi. FYI dr. Intan nggak ngasih no hp yg ada WA-nya yaa, beliau bisa dihubungi melalui sms atau WA, selalu direspon koq kalau kita tanya. 

Selain ke dr. Intan aku juga ke dr. Rastra di RS Hermina Depok, waktu itu Ghifaz batuk pilek parah, dr. Intan cuti, jadi minta rekomendasi dr. Intan kira-kira dokter siapa yang cocok buat Ghifaz di RS Hermina. Rekomendasinya dr. Rastra dan dr. Oti. Pada saat itu yang sesuai jadwal dr. Rastra, dokternya setipe sama dr. Intan. Alhamdulillah cocok. Nggak bingung lagi kalau harus ke RS yang bisa BPJS. Secara dr. Intan praktik di RS Mitra Keluarga, nggak bisa BPJS. 

Sekian, 

Poedjie

»»  Read More...

Feb 15, 2021

Selayang Kabar


Assalammualaikum,

Apa kabar dunia? 

Yaa begitu aja sih, alhamdulillah sehat meski berasa encok ini badan, efek pasca bersalin, skoliosis, dan umur. Yupp lengkap sudah. Setidaknya kan masih bisa hidup normal sebagaimana mestinya, bernafas, bergerak, berjalan, dan melakukan aktivitas lainnya ndak perlu bantuan orang lain. Selain itu, jungkir balik adaptasi ada anggot baru bayi Ghizan yang menguras seluruh energi yang kupunya, hahaha

Separuh bulan menjelang berakhirnya cuti bersalin dan masih gini-gini aja ndak produktif tapi udah berasa lelah sama urusan anak, hihihi. Berasa banget jomponya ini, rindu sangat sama diriku yang dulu, padahal dari dulu juga keteteran dalam banyak hal, makin hari dan makin tua makin keteteran juga, hihihi. Awalnya stress berat, haduh gimana ini nggak bisa handel dua anak sendirian, nggak bisa handel urusan domestik, dan  tapi yaaa sudah lah, jalanin aja, kalau memang ku tak sanggup handel sendirian dan butuh bantuan orang lain. Bukannya aku manja atau gimana, udah mencoba ujung-ujung badan meriang dan demam, hiks. Daripada semakin dipikirin semakin stress dan menurunkan imunitas, yaa sudah ikhlaskan aja dan terima kenyataan sambil cari solusi bagaimana caranya supaya tetap fit dan produktif walaupun umur semakin bertambah, walaupun sampai sekarang belum ketemu juga solusinya *ingin rasanya kujedotin kepala. 

Masa-masa seperti sekarang ini, urus-urus bayi hampir sepanjang hari, mau ke kamar mandi dan makan aja nggak sempat, kudu nunggu ada yang gantiin  dulu. Waktu terasa lebih cepat berlalu, perasaan baru bangun dari tidur, nguplek sama bayi tahu-tahu udah maghrib aja. Ku jadi membayangkan bagaimana aku nanti kalau udah masuk kerja? Apakah ku sanggup? Hahaha

Persiapan sebelum kembali kerja apa aja? 

1. Yang pasti pumping supaya Ghizan punya cukup stock asinya. Alhamdulillah walaupun nggak banyak tapi Insya Allah cukup. 

2. Latih Ghizan minum susu pakai dot. Ini masih PR, anaknya belum fasih pakai dot. Ku berdoa semoga dia ndak bingung puting. Iya tahu kalau nggak mau bingung puting disendokin atau pakai cup feeder minum asinya. Namanya aku minta tolong yaa sama Uti yang mana kayaknya riweh kalau ndak pakai dot, jadi kupasrah pakai dot ndak papa, yang penting semua happy, Uti nggak riweh, Ghizan bisa kenyang minum asi (jangan ditiru yaa).

Baru itu aja tuh, hehehe. Sanggup tak sanggup yaa sudah disanggupin aja, dinikmatin aja kerempongan yang ada. 13 hari ini latihan dulu lah, bongkar dokumen per-es-an sahabat saya. Harus kelar yaa 3 hari ini, hihihi. 

Semoga virus corona cepat berlalu Yaa Allah. Ku sudah setahun di rumah saja. Bosan? Pengen banget jalan-jalan? Nggak sih, so far masih waras di rumah terus, hahaha. Tapi kan kalau semua kembali normal, pandemi ini berlalu, semua bergerak menjadi lebih baik lagi kan, nggak ada rasa khawatir ketularan virus, nggak parnoan, dunia berjalan sebagaimana mestinya. 

Sudah dulu, mulai nggak nyambung postingan ini, besok disambung lagi deh, hehehe

Wassalam

Poedjie

»»  Read More...

Jan 27, 2021

Mengurus Akta Kelahiran Anak Pada Masa Pandemi di Depok


 Assalammualaikum,

Siapa yang malas duluan untuk mengurus dokumen administrasi kependudukan? 

Aku salah satunya, hehehe. Kebayang prosesnya yang ruwet dan berbelit, antreannya yang panjang, dan segala pemasalahannya. Maka dari itu pas anak pertama minta tolong orang lain untuk urus bikin akta kelahiran dan kartu keluarga baru setelah menikah, bayarnya lumayan gitu bisa buat beli boba berkali-kali sampai kembung. Pas hamil anak kedua kemarin nggak sengaja dapat informasi di IG infodepok_id bahwa pelayanan administrasi kependudukan bisa dilakukan online melalui Whatsapp, berhubung pasti akan mengurus akta kelahiran anak, aku capture dan simpan nomor kontaknya. 


Desember kemarin lahir anak kedua dan tiba saatnya untuk mengurus akta kelahiran adek, minta tolong ayah untuk Whatsapp nomor yang diinformasikan. Balasan dari adminnya : 

Hallo sahabat disdukcapil.. untuk jam pelayanan pendaftaran pencatatan sipil akan dilayani setiap hari kerja ( senin s/d Jumat) dari jam 08.00 s/d 11.30.

Persayaratan Pendaftaran 

1.Surat Ket Lahir dari RS/  Klinik/Bidan/SPTJM

2.Kartu Keluarga Depok

3.Photo Surat Nikah/Kawin

4.Photo KTP el  kedua orang tua

Silahkan mengisi link google form

Terima kasih sudah menghubungi disdukcapil.

A. Pendaftaran Akta Kelahiran baru 

Silahkan mengajukan  permohonan melalui link di bawah ini👇https://forms.gle/zyRLF6Kq7BdtKL81A

B. Pendaftaran perbaikan/hilang Akta Kelahiran

Silahkan mengajukan permohonan melalui  link di bawah ini👇https://forms.gle/DA1g3kHd6KSP7GiQ7

Berikan informasi jika sudah selesai mengisi formulir yg terdapat  di link diatas menulis nama  lengkap pemohon 🙏

Kita upload scan/foto dokumen yang dibutuhkan di link google form dan wa adminnya untuk menginformasikan kita selesai upload. Nanti dibalas dengan foto tanda terima formulir manual yang bertuliskan identitas anak dan waktu perkiraan selesai. Di foto formulir itu juga tertera dokumen apa aja yang harus disiapin untuk ambil aktanya. Kemarin Ghizan diperkirakan selesai tanggal 12 Januari 2021. Info dari teman yg udah urus duluan kita di-WA kalau aktanya udah jadi dan bisa diambil. 

Tanggal 12 Januari 2021 pun berlalu dan belum ada kabar, yaa sudah lah ditunggu aja tapi koq yaa ndak dikabarin juga, sampai akhirnya tanggal 22 Januari kita WA tanya proses pembuatan akta adek sampai dimana. Alhamdulillah besoknya di-WA dan dikirimi soft copy akta adek dan kartu keluarga yang baru dan update. Kita tinggal download dan print sendiri, ndak perlu ke Dinas Dukcapil untuk ambil fisiknya. Ini sesuai dengan Permendagri No. 109 Tahun 2019 bahwa mulai 1 Juli 2020 pelayanan penerbitan dokumen KK dan akta-akta pencatatan sipil tidak lagi menggunakan security printing, diganti dengan kertas putih HVS A4 80 gram. Jadi ndak khas lagi sih ini dokumen-dokumen, biasa aja gitu. 

Tapi berhubung lagi pandemi gini kebantu banget bisa urus akta dan KK lewat WA dan google form. Ndak perlu berlelah ria ke Dinas Dukcapil dan antre atau keluar uang karena minta tolong orang buat urusin. Ini tanpa biaya yaa GRATIS, modal HP, foto-foto dokumen, kuota internet dan kesabaran. Ku senang sekali walaupun ndak sesuai prediksi selesainya. Sukses selalu Dinas Dukcapil Kota Depok, semoga selalu berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat. 

Semoga bermanfaat. 

Salam

Poedjie

»»  Read More...

Jan 3, 2021

Hellow 2021


Assalammualaikum, 

Waah tahunnya udah baru, 2021, bikin resolusinya nggak teman? Apa kabar resolusi 2020? Kacau kah kayak aku? Hehehe
Yaaa namanya manusia cuma bisa berencana dan berusaha, Allah jualah yang menentukan. 

Jadi di 2020 terasa berat karena pandemi, nggak bisa keluar rumah sesuka hati dan yang paling bikin menangis take home pay dipotong. Di 2020 juga dikasih rizki hamil kedua, sempat denial karena belum ada rencana sama sekali nambah anak, aku ngerasa anak satu aja ngurusnya belum benar masih dibantu uti sama adek, gimana kalau dua? Asli jadi merenung. 

Tapi yaa sudah lah masa-masa hamil dengan dramanya sudah terlewati, alhamdulillah bisa lahiran per vaginam, walaupun nggak sesuai rencana dan keinginan, yaa sudah turunkan target aja supaya nggak kecewa dan tetap waras. Sekarang tinggal ngasuh, didik, gedein bocahnya bersama masnya, yang mana ini lebih butuh perjuangan dibanding hamil dan melahirkan. Semmangat.... 

Sebenernya 2020 kemarin nggak produktif banget, hidup gini-gini aja, hiks... Pengen nangis rasanya di pojokan. Cuma bisa meratapi dan janji ke diri sendiri untuk lebih baik lagi. Semua yang gagal di 2020 diupayakan bisa tercapai di 2021, yuuk bisa yuukk mumpung baru mau empat hari terlewati, waktunya masih panjang 361 hari.....Hahaha

Semoga 2021 pandemi ini segera bisa teratasi, lebih baik dalam segala hal. Cita-citaku nggak muluk-muluk koq. Pengen berhemat dan mulai berusaha mewujudkan tujuan-tujuan keuangan. Pengen jadi manusia yang lebih dekat lagi sama Rabb-nya, memperbaiki kualitas ibadah, dan gongnya dua anak yang dianugerahkan Allah ini terurus dengan baik dan terpenuhi hak-haknya sebagai anak. Semoga selalu sehat dan dalam perlindunhan Allah setiap waktu. Keep on struggling, Semmaanngattt.... 

»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men