Assalammualaikum
Lelah ceu mulai masuk WFO, hehehe
Karena cuti bersalin sudah selesai (minta maju 16 hari sih) otomatis dimulailah jadwal WFO saya setelah WFH selama hamil. Membayangkan akan WFO saja sudah cenat-cenut kepala ini. Masalah transportasi dan harus ketemu orang lain. Nama pun setahun cuma di rumah saja, keluar benar-benar kalau ada keperluan penting dan mendesak, benar-benar nggak ketemu orang lain. Kalau berangkat sih aku barang Ayah, pulangnya kan nggak bareng ayah karena selisih 1,5 jam jadwal pulangnya, lumayan kan 1,5 jam itu buat ibu-ibu. Diputuskan naik kereta dengan protokol kesehatan yang ketat. Masker nggak lepas, berusaha nggak sembarangan pegang-pegang barang, bahkan sebisa mungkin aku nggak pegangan di kereta, lebih memilih nyender di ujung gerbong. Aku pilih di gerbong wanita dekat kursi prioritas, toh aku turunnya di depok jadi meminimalisir berpapasan sama penumpang lain yang keluar masuk kereta. Sampai rumah lewat pintu belakang langsung masuk kamar mandi dan mandi, baju ganti sudah disiapkan sebelumnya.
Jadi, aku tuh selama hamil dan WFH merasa nggak produktif (emang biasanya begitu sih), macam banyak wasting time gitu lah, ahh jadi menyesal kan. Hamil anak kedua kemarin itu cukup parah sih keluhannya. Mulai dari mual-mual parah sampai susah untuk makan, terlalu sensitif sama aroma, badan pegal serasa habis digebukin. Ngurus Ghifaz aja ku tak sanggup ðŸ˜. Benar-benar dihandel Ayah dan Uti. Alhamdulillah banyak dibantu, tapi di satu sisi ada rasa bersalah yang terus menghantui. Yaa WFH pun kerja kan yaa, hanya beda tempat kerja, WFH bukan berarti libur kan? Aku malah ngerasa bagai kerja lebih dari 8 jam dan tak kenal waktu. Makanya sering tidur lagi setelah shalat subuh karena sudah lelah, penyakit banget emang, hehehe. Karena lebih banyak di rumah jadi lebih sering scroll sosial media dan market place (tepok jidat lengkap lah penyakit saya). Lha koq di rumah saja malah berasa waktu kurang dan boros yaa.
Maksudnya nggak produktif itu adalah nggak "menghasilkan" sesuatu, nggak belajar hal baru, tapi malah lebih menghabiskan waktu dan uang, bagai stuck gitu lah. Amalan yaumiah seperti : doa pagi - sore, tilawah, dan menghafal bye-bye sudah. Ngerjain kerjaan domestik rumah tangga pun nggak. Masak buat anak pun nggakhehehe. Lalu selama ini aku ngapain aja? Kan jadi kangen ikut kelas tahsin dan tahfidz atau kursus apa gitu biar value diri ini nambah.
Setelah mulai WFO aku pun membandingkan yaa, ternyata kalau WFO aku itu nggak buka sosial media atau pun market place. Waktunya kerja yaa dipakai buat kerja, hehehe. Mungkin aku memang nggak punya jiwa jadi freelancer yang waktu kerjanya diatur suka-suka diri sendiri, bakal bubar jalan semua terbengkalai. Karena nggak buka market place aku lebih hemat dong, nggak sering belanja-belenji barang nggak jelas. Tapi memang jadi ada pengeluaran buat transportasi dan makan, karena aku ndak bawa bekal, ndak sempat masak dan ndak ada yang masakin.
Jadi ku merasa lebih produktif selama WFO dibanding WFH. WFH itu jungkir balik sis, emang sih selalu dekat sama anak, tapi kerja jadi banyak distraksi yang pada akhirnya semua jadi terbengkalai. Aku bukan manusia super, aku hanyalah manusia biasa yang gampang tergoda untuk leyeh-leyeh dan rebahan. Ada yang bilang "kan bisa kerjanya pas anak-anak tidur" Anak aku yang pertama tidurnya jam 11 guys, lalu ku harus tidur jam berapa? Terus kalau aku memilih jadi ibu rumah tangga bagaimana nasib ku? Apakah anak-anak akan lebih terurus? Entah lah. Ingin ku menangis, hehehe
Jungkir balik banget ini perjuangan kerja dan urus anak. Yang cuma urus anak doang di rumah juga stress koq. Kecuali jadi anak sultan yaa, semua ada yang urus, tinggal tunjuk-tunjuk aja, hehehe. Aku tim WFO lah pokoknya kalo begini, meskipun kalau lagi WFO batinku teriak "mau di rumah aja" hahaha. Emang dasar aku anaknya labil dan manajemen dirinya ndak bagus jadi begini deh.
Semoga apa yang kita lakukan dinilai ibadah, jadi terus semangat menjalani hidup dan suratan takdir.
.
.
Poedjie
Selamat sore, kak kemarin jadinya kontrol kehamilan sama dokter ghinta terus kah?
ReplyDeletesore maaf baru reply. iyaa kontrol kehamilan sama dokter ghinta
DeleteIjin blogwalking kak
ReplyDeleteKenapa Umat Islam harus Bisa Baca Qur'an
Cara Membuat Resume Online Keren dan Menarik
Makna Mimpi Bertemu Ular Menurut Ibnu Sirin