Aug 28, 2021

Bisaku Apa?


Assalammualaikum,

Hellow... Selamat tengah malam dari aku yang ndak bisa tidur karena jaga anak yang sedang batuk pilek dan mulai ketularan, serta merasa down sendiri karena melihat kebanyakan orang pintar-pintar dan kreatif sehingga membuatku terpana dan amazed gitu, ku iri sangat 😆 dan merasa duhh ndak ada apa-apanya ini gw "i'am nothing". Bukan ku tak bersyukur atau kecewa sama diri sendiri, tapi ku galau mau mulai dari mana untuk upgrade diri 😊. Peran sebagai pegawai, ibu, istri, anak sudah membuat kepala cenut-cenut guys. 

Ku bertanya-tanya "Itu orang-orang bagaimana bisa bikin konten yg buaagus banget, sarat makna dan pesan baik, minimal bisa menghibur orang lain". Ku rasanya ndak bisa seperti itu. Urus diri sendiri aja ndak becus. Urus keluarga kualahan. Kerjaan kantor so so ajah. Lalu bisaku apa? Aku  emang senangnya menjadi biasanya aja ndak berambisi jadi cemerlang (gelas kaca abis dicuci kali ahh cemerlang). 

Ahh sudah lah bisaku hanya curcol aja guys, hahaha. Anggap aja ku memang belum punya skill yang mumpuni di bidang apa pun. Bukan nggak mau belajar hal baru tapi apa yang kucoba pelajari koq mandeg di tengah jalan. Ku ingat-ingat ku pernah belajar apa aja yaa, ini yang berhasil kuingat:

1. Menjahit

Pernah belajar menjahit sampai ikut kursus gitu. Yaa nggak serius juga sihh ku pusing bikin pola pakaian. Mungkin ku cocoknya bikin sesuatu tanpa pola yaa yang jahitnya lurus-lurus aja. Sempat punya cita-cita bikin rumah jahit yang produksi seprai dan mukena, tapi sudah kupendam, mungkin satu hari nanti setelah banyak waktu luang ku akan bermain-main sama "brother". Koleksi sepatu mesin jahit pun lengkap guys, hehehe

2. Memasak
Niat gitu beli buku resep untuk dipraktekan. Terus sadar diri trial and eror masakan itu mahal guys, eman uangnya apalagi kalau nggak serius. Dulu ku rajin bikin risoles smoked beef, bolu-boluan yang banyakan gagalnya, dan masakan yang ambyar rasanya. Sampai saat ini belum belajar masak lagi. Ku masih bergantung sama Uti ✌

3. Tahsin

Sebelum nikah ku ikut kelas tahsin di Masjid Al Hikmah. Rajin betul ku pagi-pagi sudah sampai Mampang. Setelah nikah cita-cita makin rajin karena lebih dekat dari rumah mertua. Apa daya hamil dan kudu banyak ngaso. Bye tahsin dan tahfidz. Sekarang mau coba ikut tahsin online dulu guys, hehehe

Demikian secuil pencarian bakat saya yang sampai saat ini belum berhasil. Semoga satu hari nanti ada yg kuseriusi dan bisa kujadikan konten bahkan kuproduksi untuk penghasilan lain-lainku. Biar bisa kebeli rumah dan mobil idaman guys 🤲. Tolong dibantu dengan doa yaa. 

Untuk saat ini ku memang jalan di tempat dan baru mulai akan melangkah lagi. Semoga Allah ridhai. Aamiin. 


»»  Read More...

Aug 15, 2021

Pompa Asi


 Assalammualaikum

Namanya emak-emak bahasannya nggak jauh-jauh dari anak, lanjut per-asi-an yaa...

Pompa asi adalah alat yang penting untuk kelancaran pemberian asi bagi working mom. Ada banyak merk pompa asi di pasaran dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik manual maupun elektrik berikut pompa asi yang pernah aku pakai :

1. Imani i2

Pompa asi ini aku pakai semenjak menyusui anak kedua. Iya yang aku pakai sekarang. Kenapa ndak pakai pompa asi yang sebelumnya? Masih dimanfaatkan sama orang lain, kebetulan aku juga tergoda sama pompa asi yang benar-benar hands free, ndak ada selang sama sekali.  Pengalaman sebelumnya ribet kalau mau pumping dan menyusui langsung secara bersamaan. Agak riweh aja kalau mau nyambi pekerjaan lain selama pumping. Pumping itu kan cukup menyita waktu yaa makanya kudu multitasking saat pumping.

Imani i2 ini praktis banget tinggal disempilin aja ke bra. Part-nya juga simpel dan nggak banyak. Hasil pumping pun ok, bisa mengkosongkan asi di payudara. Waktu itu sempat galau antara imani i2 atau gabag Kolibri imax. Selisih harganya lumayan banget guys hampir setengahnya. Setelah baca reviewnya aku lebih memilih imani i2 meskipun pricy karena ritme pompanya sama seperti Spectra 9+ dan tersedia part untuk kita adjust pakai mesin lain yang berselang dengan beli part-nya. Namun beberapa kekurangan pompa asi Imani i2 adalah: harganya lumayan mahal untuk single pump, masang partnya harus benar-benar sesuai, ndak ada timer di mesinnya, harus hati-hati saat pumping rawan tumpah asinya. Overall ndak nyesel beli pompa asi ini, kebantu banget untuk bisa multitasking. 

Untuk mempermudah saat penuangan biasanya sebelum aku tuang ke kantong asi aku pindahkan dulu ke botol, supaya tahu juga berapa ml yang didapat. 

2. Little Giant Lactation

Aku pilih pompa asi ini karena pompa (funnelnya) berleher pendek seperti pompanya Philips Advent Natural plek ketiplek lah selain harganya yang lebih terjangkau dibanding Spectra 9+. Ritme mesinnya mirip Spectra 9+, ada pijat dan perah, ditambah lagi ritne bionik (Spectra 9+ ndak ada). Mesinnya touch screen tapi sayang agak besar jadi ndak ergonomis di tangan.

3. Spectra 9+

Aku coba spectra karena dipinjamin Tia, yang aku pakai hanya mesinnya saja. Pompa (funnel), selang, dan botol untuk menampung hasil perah aku pakai bawaannya little giant lactation. Nggak bisa ke lain hati sama funnel berleher pendek. 

4. Philips Advent Natural

Ini pompa asi pertama yang aku pakai sejak anak pertama. Pompa asi yang menemani berjuang saat Ghifaz menjalani fototerapi karena bilirubin tinggi. Pompa ini dipinjami sama Dewi sahabatku tersayang, dan sampai sekarang masih terpakai lho. Walaupun manual pakai pompa ini praktis banget dan banyak menghasilkan asi perah. 

5. Philips Advent Essential

Aku pakai ini karena salah beli, hehehe. Pompa ini manual yaa, leher funnelnya panjang dan ukuran corongnya relatif kecil. Pakai botol leher standar yaa. Ini aku pakai untuk cadangan aja waktu itu, di kala pompa-pompa utama yang sering dipakai belum sempat dicuci. 

Demikian per-pompa asian. Ter-the best Imani i2 yaa guys.....

Sekian, semoga bermanfaat ^.^
»»  Read More...

Aug 8, 2021

August : My Birthday My Anniversary



Assalammualaikum. Hellow August.... 
Tanggal 5 Agustus merupakan hari kelahiran dan hari pernikahan. Iyaa aku sudah 30 sekian tahun sudah ndak muda lagi, hehehe. Alhamdulillah usia pernikahan sudah 4 tahun dengan dua anak laki-laki yang super. Ini kue dikasih sama adek. 
Kue murmer tapi rasa lumayan. Kenapa namaku jadi Mba Inuk Ginuk-ginuk? Oleh-oleh isolasi mandiri, untuk menghibur Uti ku bilang rasa makanan enak jadi "iinuukk" dengan logat jawa medok. Sejak itu jadi sering dipanggil Mba Inuk. Yaa berhubung badan juga semlohay pasca bersalin dan menyusui anak kedua predikat ginuk-ginuk pun turut melekat. Demikian cerita nama panggilanku yang baru. 

Kali ini nggak ada acara apa-apa, nggak request apa-apa juga. Ada kue juga alhamdulillah. Hari itu aku jadwal WFO, pulangnya pun kehujanan. Habis maghrib ada yang heboh kue ulang tahun yaa sudah foto-foto. Kata sahabat saya yang  LDM bisa kumpul keluarga setiap hari merupakan anugerah yang berharga sekali. 
Well di usia yang sudah tak muda ini rasanya ku banyak ketinggalan dalam segala hal. Tapi yaa sudah lah bukan untuk diratapi dan bersedih, melainkan ku harus lebih semangat lagi memperbaiki diri dalam menjalankan peran sebagai diri sendiri, anak, istri, ibu, kakak, pekerja, dan lain-lain.Catatannya di offline aja yaa, hehehe
Cuma bisa berharap semoga hari ini bisa lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini. Semoga selalu bisa belajar dan mengambil hikmah dari berbagai kejadian. 
Semmangat.... 
»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men