Mar 14, 2021

Drama Vaksin Ghizan


Assalammualaikum.....
Aku mau cerita kejadian kemarin guys... 
Jadi kemarin adalah jadwal Ghizan vaksin, jam 8.30 udah ready dan pesan grab. Agak drama gitu tiba-tiba Mas Ghifaz mau ikut naik grab. Padahal rencana awal cuma aku sama Ghizan aja, karena pasti bakal lama khawatir bosen dan minta pulang sebelumnya. Akhirnya yaa udah Mas Ghifaz ikut, ayah ikutin grab naik motor supaya langsung cus pulang kalau udah bosen. 

Abang grabnya lama gitu datang alhasil sampai klinik jam 9.10, dan udah tutup dong pendaftarannya, udah 15 orang. Biasanya pendaftaran dibuka jam 9.00. Datang jam segitu masih dapat nomor antrean walaupun udah akhir-akhir. Ngerayu mbak-mbak pendaftaran ndak berhasil dong. Yaa sudah terima nasib. Sengehits gitu memang Dokter Intan, haruskah ku ngejogrok di klinik dari jam 8 pagi dan pulang jam 12 siang? 

Keluar lah kita dari klinik, diskusi sama ayah baiknya gimana soalnya ku malas kalau harus keluar rumah lagi Sabtu besok. Diputuskan telfon hermina tanya Dokter Rastra praktik jam berapa, dijawab jam 8-11 pagi, lihat jam sekarang 9.30, ok cuss ke hermina, naik motor aja biar cepat. Ini baru pertama kali aku vaksin anak ke Dokter Rastra, pengen tahu juga gimana kalau vaksin ke beliau. Sampai di hermina langsung ambil nomor antrean (iyaa aku lupa ndak daftar sekalian pas telfon, hiks.... Padahal bisa daftar online). Dapat nomor antrean pendaftaran 51, yg dilayani baru nomor 37, jajan dulu kita ke kantin, yang kubayangkan hanya ketan bumbu yang enak di kantin, hehehe. Menurut aku enak si ketan bumbu di kantin Hermina. Setiap ke Hermina yang kucari ketan bumbu. Mas Ghifaz jajan donat. 

Setelah nunggu sejam dipanggil juga, masuk kita dan diskusi gitu mau vaksin apa dan kenapa berat badan Ghizan cuma naik 300 gram padahal bulan kemarin 1.000 gram sambil baca catatan vaksin Ghizan di buku. Dokter Rastra mastiin dong "Ini Intan kan, tulisannya gemuk-gemuk, adek kelas saya". Aku ngangguk dan curcol " Tadi udah ke Dokter Intan dok, ditolak dok, nggak kebagian nomer, sudah 15 orang. 

Setelah diskusi masalah ibu-ibu sedepok raya, yaitu berat badan bayi, tibalah waktunya dienjus. Sebelumnya dicek pakai stetoskop, cek alat kelamin ada kotoran apa ndak, dan cek-cek lainnya, disuntiklah Ghizan, anaknya nggak nangis dong, alhamdulillah, cuma merintih "ihik... " Ahh good boy sekali anak aku ini. Selesai vaksin langsung cuss pulang. Dokter pun lupa ukur tinggi badan dan lingkar kepala, aku pun lupa, yaa sudah, next vaksin aja akan kupastikan dokter ukur tinggi badan dan lingkar kepala. 

Jadi Dokter Rastra akan kujadikan alternatif di saat butuh vaksin/berobat tanpa antre lebay atau saat Dokter Intan ndak praktik. Kakak kelasnya Dokter Intan buibu.... Recommended lah dua dokter anak ini. 

Wassalam
Poedjie

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men