Oct 29, 2013

Ketan Serundeng





Mau pamer makanan yang dibawa Ooph hari ini, hehehehe
Ketan Serundengnya Ooph

Gede bener ukuran ketannya, makan satu kenyangnya pake banget.... Alhamdulillah kenyang.....
Serundengnya enak.... pedas manis gurih itu rasanya....
Hayoo yg ngiler monggo dipandang-pandangi itu fotonya dan segera cari ke warung / pasar terdekat :)
Selamat beraktivitas temans.....
»»  Read More...

Oct 21, 2013

Stretch Shower Puff


Kemarin belanja bulanan tertarik sama shower puff, alat bantu mandi buat "kosokan" (menggosok) badan, aku asal ambil aja. Pas sampe rumah bongkar isi belanjaan dan baru merhatiin itu shower puff-nya berjenis "Stretch Shower Puff", wkwkwkwk ternyata ga cuma celana jeans aja yang stretch. Langsung mikir maksudnya apa tohhh? Pas dibuka baru dehhh ngerti ternyata kalo talinya ditarik bisa panjang gitu. 

Kemasannya
Setelah dibuka...
Terus iseng merhatiin kemasannya,  yang ber-tag line "Mandi Lebih Bersih - Menjangkau Seluruh Area Tubuh" *bayangin gimana itu shower puff bisa menjangkau seluruh area tubuh. 

Tagline-nya


Cara makenya, hihihihi
Ndelalah itu kan ada talinya panjang kalau ditarik emang bisa buat gosok punggung. Tapi ga tahu yaaa beneran bersih apa ga. Kayaknya sihhhh lebih bersih "kosokan" pake batu kali, mngkin bisa buat garuk-garuk punggung pas di kamar mandi, wkwkwkwk langsung keingetan Mbah kalau mandi di kali minta dikosoi pakai batu kali. Dakinya beneran keluar dan rontok. Kalau pakai shower puff sih ga keliatan ada yang rontok, hihihihi

Kalau teman-teman "kosokan" pakai batu kali, shower puff macam ini, apa ga mandi blas?, hihihihi

Atau ada yang mau beli Stretch Shower Puff? Qiqiqiqiqiqi

.
.
.
Postingan iseng kala mabok soal.....
»»  Read More...

Oct 16, 2013

Mendadak Nonton Yovie & Friends


Sabtu, 12 Oktober kemarin ngumpul sama 2 sahabat auditor di FX. Ngumpul ama mereka itu selalu bikin candu, ada aja yang dicurhatin diobrolin, mulai dari masalah hati, masalah kerjaan, gosip teman-teman waktu kuliah, dan apa pun itu yang bisa jadi bahan obrolan. Selain itu juga jadi wisata kuliner, hihihihi *ga jauh-jauh dari urusan perut
Nama pun di jakarta, tempat nongkrong yang asyik di mana lagi kalau bukan di tempat makan, hehehehe

Edith & aku sampai duluan di sana. Sambil nunggu Rifki yang kebingungan mau parkir dimana. FX emang penuh banget kebetulan lagi ada pertandingan bola U-19 Indonesia vs Korea, ditambah lagi ada Social Media Festival, lengkap lahhh sudah keramaian yang terjadi. Atas rekomendasi Edith kita pilih ke TjapToean. Aku pesen Nasi A Liong (Nasi goreng butter gitu) sama Es Teler, maklum lapar sangat, efek puasa. Edith pesen Roti Cane  & Milo Dinosaurus. Semuanya ga sempet difoto saking laparnya langsung happpp masuk perut.Sekitar 15 menitan Rifki sampai hujan deras banget, kebetulan kita milih tempat duduk di luar, berasa itu tempias air hujan, mereka usul pindah di tempat yang lebih cozy, bebas tempias, ada TV buat nonton bola juga. Setelah muter-muter diputuskan mangkal di Foodsm. Ishhhhhh nyesel banget mesen teh chamomile panas seharga 25ribu. Dalam bayangan mahhh itu teh di dalam poci tanah liat gitu dan beneran ada bunga chamomilenya. Ndelalah cuma secanagkir teh, ga ada bunga-bungaan, yang ada cuma kantong teh Lipton bertuliskan chamomile, miris, merasa ditipu saya, bener-bener kapok dahhh, ga lagi-lagi.

Teh seharga 25ribu
Harapannya mah begini tehnya, ada bunga-bunganya  lahhhh biar aku berbunga-bunga, hahahaha

Chamomile Tea dalam angan
Di tengah-tengah ngobrol dan nonton bola sayup-sayup kedengeran lagunya Kahitna dari bawah, aku liat-liatan sama Edith dan komen "Kahitna beneran ga sihhh?, kalo bukan kenapa itu cewe-cewe pada teriak-teriak gitu yaaaa?" 
"Gimana kalau kita intip ke bawah?"
Pas diintip ternyata beneran lho itu Kahitna..... mau nonton..... langsung ngibrit ambil tas dan bilang ke Rifki "Ki.... elo mau nonton bola kan? Kita mau nonton Kahitna di bawah, entar tulung bayar yaaaa, hehehe" tanpa nunggu jawaban "iya" langsung cus ke TKP, hehehehe

Rame bener....... seru.... langsung ikut nyanyi n teriak-teriak, berasa masih abege banget dahhhhh, lupa sama umur, hahahaha..... Sayang cuma kebagian 2 lagu aja padahal masih pengen nonton lagi. Yang satu lagunya medley gitu, mayan dahhhh jadi ga berasa 2 lagu doang, hihihi.... Ini yg perform ga cuma Kahitna aja, Yovie and Friends, ada Dikta-nya Yovie & Nuno. Ganteng yaaaa dia, hahahahaha
Aku langsung pamer sama Ririn yang ngefans banget sama Kahitna, dulu dia pernah ngajakin nonton konsernya Kahitna, apa daya sampai sekarang belum kesampean. Satu saat kita realisasikan itu cita-cita yaaa Rin..... :)
.
.
.
O iyaaaa Selamat Idul Adha buat teman-teman semua, semoga kita semua bisa menjadi insan yang lebih baik, amin.....
Selamat juga buat Timnas U19 atas kemenangannya..... Aku datang lho ke Senayan tapi ga ke Stadion, ke sampingnya aja, hahahaha *info ga penting

Foto Teh Chamomile dalam angan diambil dari sini

»»  Read More...

Oct 11, 2013

Memenangkan Kehidupan


Lagi iseng baca majalah Paras No. 114/TahunX/April 2013,   ada artikel yang menarik perhatian, Rubrik Risalah Doa Hal. 102 - 103. Aku ketikin lagi dan diposting di sini, semoga bermanfaat.....



 "Und setzt ihr nich das Leben ein, nie wird euch das Leben gewomennen sein."
(Dan Hidup yang tidak dipertaruhkan, tak akan dimenangkan)
Kutipan yang disukai Sutan Sjahrir dari syair Friedrich Schiller (1723-1796) dalam H. Rosihan Anwar : Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan, Jakarta : Penerbit Buku KOmpas, Februari 2012, hlm 7
"Jika bukan karena perintah menegakkan kalimat tauhid, sudah tentu kita akan tinggal di sini, memperbudak para penghuninya, dan menikmati segunung makanan yang ada di hadapan kita," ucap panglima Islam Khalid  bin Walid begitu ia dan bala tentaranya membebaskan Syam yang subur dan beriklim sejuk, dari prajurit Romawi. Bayangkan, sebuah kemenangan sempurna, namun karena sudah dibalut oleh energi transendensi, tiada lagi winnee takes all, sementara the looser loses all.

Tidak bisa dibayangkan, tentara dari gurun kering kerontang  nan sahaja, tidak terdidik oleh filosofi tinggi skolastik, namun mampu berpengarai santun nan luhur dalam peperangan. Tidak sebelum dan sesudah era Islam, perang menjadi bukan semata penaklukan, peluluhlantakan, perampasan harta bendanya, pemerbudakan para prianya dan pemerkosaan para perempuannya, melainkan ajakan menuju penuhanan yang esa, dan pengakuan Muhammad Saw sebagai utusan purna-Nya. Bagi yang tak bersedia, ada jalan elegan, yakni mereka dianggap kafir zimmi, yang diakui keyakinannya, dan diberi kebebasan, asal mereka membayar jizyah, atau pajak perlindungan.
Berbekal tuntutan Al-Quran suci dan petuah Nabi, kaum muslimin pun mengembangkan peradaban, mempercantik dunia dengan hasil olah budi-teknologi, sehingga terciptalah kota-kota nan indah, yang didalamnya berisi bangunan berarsitektur elegan, pabrik pengolahan bahan sandang dan bahan pangan, penghimpunan masyarakat aneka etnis dan keyakinan dengan soliditas yang kuat, pengembangan lembaga pendidikan dan pengetahuan bersemagnat pencerahan dan keimanan. Namun seindah-indahnya bangunan arsitektural, tetap kerendah-hatian dipahatkan dalam kaligrafi berbunyi "La ghalib illa Allah" tiada kejayaan selain Allah Swt, sebuah pengakuan betapa kecilnya manusia si pencipta peradaban itu di hadapan Yang Mahatinggi.

Demikianlah, kita kaum muslimin diajarkan untuk menjayakan dunia, demi meraih kesuksesan. Hanya saja, kita tidak boleh memutlakan dunia, yang durasinya tak lebih ibarat beristirahat di sebuah pohon, dalam rangka menuju tempat yang masih teramat jauh, yakni negeri akhirat. Oleh karena itu, tidak seperti pandangan hidup (isme) dunia berkembang, Islam tidak membolehkan hedonisme yakni paham mencari kenikmatan dunia tiada batas, atau sebaliknya penganut absurditas, bahwa hidup ini tak lebih dari kesia-siaan tanpa makna yang hanya menunggu mati. Dengan kata lain, imperatif hidup sebagai kaum muslimin adalah menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat sekaligus.

Meretas Kesuksesan
Sukse diartikan sebagai suatu keberhasilan yang dicapai. Apa saja resep kesuksesan? Berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja efektif, tekad yang bulat untuk menggapai asa, dan sebagainya. Mengapa orang yang mendambakan kesuksesan dalam  hidupnya? karena tak ada orang yang ingin hidupnya gagal bukan? Orang yang sukses diandaikan mendapat kenyamanan dalam hidupnya, atau kehormatan dalam peran diri atau kemasyarakatan.
Mari kita melihat uswah pada diri Baginda Muhammad Saw. Memang, karena faktor keterpilihannya sebagai calon manusia besar, kita melihat adanya aneka keajaiban yang mengiringi Rasulullah. Namun demikian, secara kasat mata, sebagai manusia, Rasul juga harus  mengalami pahit-getirnya perjuangan menggapai kesuksesannya itu.

Beliau pernah mengalami keterputusan wahyu,, sehingga, tiada lagi yang bisa beliau kabarkan mengenai berita langit yang ditunggu-tunggu para pengikutnya. Sebaliknya para musuhnya bersuka cita, dengan menyatakan, Muhammad telah ditinggalkan Tuhannya. Pada saat kritis, gelisah, bertanya-tanya, apakah Allah Swt marah kepada diri Muhammad Saw, turunlah surat Ad-Dhuha, khususnya sapaan pada ayat 3. "Tuhanmu tidaklah meninggalkanmu dan tiada (pula) Dia sangat membenci."

Tidakkah  diri kita juga pernah, atau malah sering, berlaku seperti itu, berharap kabar apa yang diharapkannya, namun lama tiada berita, dan tiba-tiba apa yang diharapkan pun menyua hingga sanubari yang gelisah itu mendadak ruah oleh kegembiraan? Sayang, rasa tergesa, tidak sabar, tak jarang menerpa orang-orang yang dilanda gelisah, sehingga, mereka memutuskan sesuatu secara serampangan, tak tertakar optimal. Akibatnya, selain dirugikan oleh keputusan yang mereka buat, bukan tak mungkin keyakinan bahwa Tuhan akan menolong sedemikian luntur. Gerak menjauh (sentrifugal) itu pun akan diikuti oleh rasa kurang syukur.

Ada lagi uswah Rasulullah. Ketika Mekkah terasa sempit oleh penentangan demi penentangan atas risalahnya, Rasul pergi ke Thaif. Kota sejuk yang menjadi tempat peristirahatan orang Quraisy ini diharapkan menerimanya dengan kesejukan pula. Ternyata, perlakuan yang diterima beliau tak beda jauh, bahkan beliau dilempari batu, hingga berdarah-darah.  Langkah lainnya adalah meyakinkan para kabilah dalam prosesi tahunan (haji pra-Islam). Itu pun tidak ditanggapi secara layak oleh kabilah.

Sebenarnya tidak menolak semua. Ada pula yang mau menerimanya, namun tidak utuh. Misalnya, menerima Islam, namun tak mau menolong bila Rasul mengalami kesulitan dalam peperangan. Ada pula yang menerima, namun tetap netral bila meraka berhadapan dengan negeri yang secara tradisional bersekutu atau mengikat janji dengan kabilah tersebut, padahal negeri itu memusuhi Rasulullah. Bagaimana Rasulullah bisa mendapatkan pembelaan dan janji kesetiaan apabila yang dijanjikan hanya setengah-setengah? Bagaimana Islam bisa tegak bila dibayangi oleh pengkhianatan atau pembiaran?

Ketika semua jalan hampir tertutup, dibayangi oleh tugas yang berat membentang, Rasul pun mengembalikan kepasrahan lewat doa yang termaktub dalam QS. Al-Isra' [17] : 80 :
"Rabbii, adkhilnii mudkholash shidqi, wa akhrijnii muhrajash shidqi, waj'allii milladunka sulthaanan nashiiraa" (Rabbi, masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku ke tempat keluar yang  benar, dan  berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong)."

Subhanallah, ALlah membuka jalan itu. Kabilah Aus dan Khazraj, dua suku yang saling berseteru di Yatsrib (kelak Madinah), sepakat mengakhiri pertikaian selama ratusan tahunnya, juga secara cerdas menangkap visi Nabi yang akan memuliakan martabat mereka. Jadilah Nabi dijadikan pemimpin mereka, nabi juga mendapatkan teritorial pertahanan sekaligus pembelaan total apabila Islam yang dibawakannya diganggu oleh para musuh. Sejarah mencatat, dari Madinah inilah, Islam disemaikan secara luas, hingga ke segenap penjuru dunia. Sebuah kesuksesan yang belum pernah terjadi, cetus Michael Hart, bahwa bangsa gurun yng disepelekan ini menguasai dunia.

Alhasil, kesuksesan adalah buah dari kerja keras, ketabahan, kekuatan jiwa, disiplin penuh dedikatif. Keberuntungan? Mungkin, ini tak mungkin terjadi terjadi berulang kali, bisa jadi momentum yang tepat, namun selebihnya adalah optimalisasi dari daya-daya diri. Galibnya, tiada kesuksesan tanpa kerja, tanpa keringat, tanpa air mata, karena di situlah kunci-kunci menuju keberhasilan. Pada Islam-lah, ujar Ismail Faruqi, kemenangan dalam hidup harus menyata di dunia ini, namun semua itu tak boleh menghilangkan nilai-nilai transendensi-llahi.

Doa Meraih Sukses
Allahumma innii as aluka sihhatal iman
Wa iimaana khuluqil hasani
Wa najahan yatbu'uhu falahun
Wa rohmatan minka
Wa'aafiyatan wa maghfirotan minka wa ridzwaana

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu: Iman yang sehat;iman dalam akhlah yang baik / mulia; sukses yang diikuti keberuntungan; rahmat kasih sayang dari-Mu, dan kesehatan, ampunan serta rida dari-Mu."
 HR Ahmad No. 7923, dikutip dari mimtulungagung.wordpress.com

.
.
.
Semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua baik di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah senantiasa meridhai apa pun yang kita lakukan dalam kebaikan, amin.
»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men