Mar 23, 2021

Mengurai Keruwetan


 Assalammualaikum,

I need curhat, hehehe

Siapa yang merasa hidupnya ruwet macam saya? 

Apa cuma saya aja yang hidupnya ruwet? Sudah lama sekali merasa ruwet sama diri sendiri, keluarga, pekerjaan, dan hidup. Koq rasanya semua penuh dengan masalah yang harus dibenahi tapi nggak tahu bagaimana harus memulainya, buntu gitu. Emang nggak perlu dibayangin sampai over thingking sih, tapi yang terjadi itu, gimana dong? Si over thinking mendominasi, dan pada akhirnya stress sendiri. Tetiba jadi mikir keruwetan ini harus diurai supaya hidup ini lebih damai.

Hidup itu memang berkawan dengan masalah, ada yang bilang apalah hidup tanpa masalah, nggak berasa hidup, masalah adalah bumbu kehidupan yang rasanya berlebihan, kadang keasinan, keasaman atau bahkan kepedasan atau kemanisan. Sesuatu yang terlalu atau berlebihan memang nggak baik. Ku pikir-pikir masalahku banyak benar ya. Ku coba bikin daftar apa yang melintas di kepalaku :

  • Anak / Keluarga
        Berat badan Mas Ghifaz yang irit dan tinggi badan yang kurang untuk anak seusianya, meskipun kata dokter tercinta nggak papa Bu masih aman. Tapi ku terbersit rasa takut Mas Ghifaz kurang nutrisi, soalnya makannya unik, belum doyan lauk. Salah ibunya sih, nggak kreatif bikin masakan dan pasrah sama Uti. Belum lagi kemarin Adek Ghizan berat badannya cuma naik 300 gram, harusnya bisa lebih, curiga dia bingung puting, atau kalau malam Ibunya nggak bangunin dia buat nyusu. Ditambah lagi gigi Mas Ghifaz nambah lagi yang gripis, menangis hati Ibunya ini. Lalu yang parah bagaimana mendidik anak-anak ini Yaa Rab? Feel guilty banget kalau ngomongin in, ku menangis kejer ini. Tolong maafin Ibu yaa Mas.... Adek....
Apa yang akan kulakukan?
Buat pantau berat badan bocah (berat badan ibunya juga sih) ku beli timbangan digital, biar bisa pantau dua minggu sekali berat badan bocah. Buat Ghizan ku susui sesering mungkin semau dia, meskipun kalau malam ku sering tak bangun untuk nyusuin bocah, abis gimana dong, bocahnya juga tidur kan yaa nggak nangis, kalau pun kubangunin nyusunya ala kadarnya, macam kegedean usahanya. Buat Ghifaz emaknya ini belum bisa masakin dia, pelan-pelan yaa Mas, Ibu beresin dulu urusan yang lain supaya bisa punya energi untuk masak-memasak, jadi saat ini kupasrah sama Uti dan susu tinggi kalori. Untuk gigi Mas Ghifaz yang gripis yaa ditambal lagi seperti gigi lainnya.
  • Pekerjaan
Namanya setahun ditinggal yaa, walaupun tetap kerja WFH beda banget rasanya, banyak dokumen fisik numpuk belum kusentuh. Banyak utangnya lah ini efek WFH 9 bulan dan cuti bersalin 3 bulan. Udah aku data sih apa aja yang ruwet di kerjaan dan mulai dicicil, semoga nggak ada kerjaan baru yang bikin pusing.

  • Keuangan
Aku tuh merasa boros banget ini, selama pandemi ini banyak menguras tabungan, namanya hamil dan bersalin kan butuh dana lebih yaa, jadi sekarang berusaha balikin tabungan yang terkuras itu. Aku sampai ikut webinar keuangan gitu, hahaha. Mau mulai mengisi excel yang kemarin dikasih pas webinar itu supaya nggak halu lagi sama keuangan. 

  • Diri Sendiri
Ini adalah masalah terbesar dan sumber dari segala masalah. Karena diri sendiri yang nggak disiplin, yang teledor, suka menunda, boros timbul lah masalah-masalah yang bikin ruwet ini. Jadi ku mulai menyeimbangkan rohani dan jasmani. Mau upgrade diri dalam beribadah, shalat yang khusyuk dan perbanyak shalat sunnah, rutin tilawah, dan ku kangen tahsin. Apa kabar ini mau menghafal Quran supaya bisa jadi jalan pembuka orang tua masuk surga.

Demikian sedikit keruwetan yang kusadari dan berusaha kuurai. Semmangat lagi yaa dalam menjalani hidup ini, walau terasa berat dan pengennya nyerah dan nangis mulu. Semoga semua bisa terurai dan kembali "lurus". Aamiin....

Wassalam
.
.
Poedjie

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men