Dec 29, 2019

Masa Kehamilan Ghifaz 1


Assalammualaikum

Kali ini mau cerita tentang kehamilan Ghifaz, yaa walaupun anaknya udah hampir 20 bulan, keinginan buat nulis tentang hamil yang sudah berlalu itu timbul tenggelam, tapi tetap aja pengen nulis karena mumpung semua kejadian masih terekam jelas dalam ingatan, hahaha (#labil)

Jadi aku kan nikah 5 Agustus 2017 dan 11 Agustus 2017 jadi hari pertama haid terakhir. Nggak nyangka sih bakal dikasih rezeki dan kepercayaan sama Allah secepat itu, apalagi siklus haid aku ndak teratur, super berantakan banget lah. Sempet bingung juga sih dan beberapa teman nanya "koq bisa cepat?" Ku tak tahu kenapa, apa pun pasti yaa karena seizin Allah ya. Setelah nikah saran dari teman-teman aku turutin aja sih, diantaranya:
  • Minum susu untuk ibu hamil (aku minum Anmum 2 kali)
  • Minum folamil (setelah berhenti minum Anmum)
  • Makan kurma muda
  • Minta didoain sama orang tua
  • Berusaha dan berdoa
Entah yang mana yang bikin cepat hamil, ku tak tahu, yang pasti kalau Allah sudah berkehendak siapa pun tak kuasa mengelak toh. 

Pada saat itu 7 September 2017 badan berasa nggak enak, greges-greges gitu, setiap makan mual ndak karuan dan ada nyeri di sekitar payudara. Cerita ke Dewi yang udah punya 2 anak, dia bilang "kemungkinan elo hamil". Coba test pack lah, hasilnya negatif, karena belum telat yaa sudah cuek baek, mungkin masuk angin. Tanggal 9 September 2019 kram hebat di perut sampai dipapah gitu pas jalan. Dari hasil googling ku tahu tanda-tanda kehamilan salah satunya adalah kram perut, dicoba test pack, hasilnya tetap negatif ditaruh aja lah itu test pack di meja. Agak lamaan test packnya diambil sama Engat dan dia lihat samar-samar ada garis kedua. Senang banget pada saat itu antara percaya dan nggak percaya, kan belum telat, bersyukur aja lah. Atas saran dan masukan dari teman-teman, katanya lebih ke dokternya nanti aja 2-3 minggu lagi, supaya bisa usg perut ndak perlu usg transvagina. Aku pun nurut lah ya sama yang lebih berpengalaman.

Tanggal 11 di kampus cerita ke Mayya tentang test pack yang positif. Maya nyaranin buat langsung ke dokter aja, karena kita nggak tahu bagaimana kondisi janin, siapa tahu butuh penguat kandungan atau tindakan lain. Maya ini pernah beberapa kali hamil dan keguguran, dia ndak mau aku mengalami hal yang sama. Yaa sudah lah dengan berbagai pertimbangan kuikuti saran dari Maya. Daftar lah ke salah satu Obgyn di Rumah Sakit Hermina, dokter yang favorit udah penuh antreannya, yaa sudah lah aku sama dokter siapa aja, toh baru periksa pertama pasti SOP-nya sama, pikirku. Berangkat naik angkot sama Uti, Ayahnya Ghifaz dan Engat nyusul ke RS. Iyaa pada excited, semua ikut, hahaha. Udah minum banyak-banyak tuh biar bisa USG perut aja.  Setelah antre dan masuk ke ruangan dokter, setelah aku jelasin test pack yang positif itu di-usg lah perut ini. Dokternya periksa dengan kilat (semenit juga ndak ada) dan bilang tidak ada tanda-tanda kehamilan. "Ibu kan belum telat haidnya, ibu terlalu pengen punya anak, test pack juga bisa salah lho bu, untuk kram di perut ibu periksa aja ke dokter penyakit dalam". Udah malas lah yaa sama itu dokter dengan bahasanya yang seperti itu, malas nanya-nanya lagi, aku pun keluar dengan rasa kecewa, tapi yaa sudah lah mau gimana lagi, mungkin memang belum rezeki.

Kecewa banget sih sama dokter itu, USG asal gitu, kan bisa ya pakai bahasanya yang lebih baik "Meskipun test pack positif namun saat ini dari USG perut tidak tampak tanda-tanda kehamilan, mungkin dengan USG transvagina akan terlihat atau 2 minggu lagi ibu periksa lagi yaa?". Tapi yaa sudah lah sampai di rumah test pack lagi hasilnya positif, saking penasarannya aku bilang ke Engat, coba cuy test pack, kalau positif juga berarti test packnya yang bermasalah, hahaha

Rabu tanggal 13 September di kampus sebelum mulai kuliah, aku ke kamar mandi, dan kutemukan flek darah. Panik dong yaa, langsung bilang ke Mbak Fika yang kebetulan lagi hamil anak kedua. Mbak Fika bilang buruan ke dokter sekarang, periksain. Aku mikirnya rumah sakit terdekat adalah RSCM, kata Mbak Fika ada rumah sakit ibu dan anaknya, RSCM Kiara, langsung pesan gojeg meluncur ke sana. Sampai di lobi aku tanya ke security (mungkin salah yaa nanyanya ke security), aku jelasin kondisi aku, dia malah bilang ke fetomaternal aja bu, diberi petunjuk lah aku harus kemana. Yaa sudah aku nurut aja, Fetomaternal ini adanya di RSCM, kutanya antreannya nomor berapa, nomor 60 dong, langsung melipir, putar otak harus ke rumah sakit mana, ku tak sanggup kalau harus mengantri sebanyak itu. Kata Mas-masnya kalau mau cepat ditangani ke IGD aja, waduh lebih nggak mau lagi, IGD RSCM gitu, dan aku merasa nggak gawat-gawat amat, hehehe. Dipikir-pikir lagi mah nggak perlu juga kali ke fetomaternal, dikira bener-bener kondisi gawat darurat, hahaha

Aku kepikirannya ke Rumah Sakit Tambak, langsung stop bajaj yang yang ada di lobi, ku tak sanggup lagi kalau haru order ojek dan nunggu. Di bajaj telfon suami cerita kronologis kejadian, tak lupa cerita ke Bue juga, janjian sama suami di rumah sakit tambak. Nangis aja tuh aku sendirian di bajaj sambil doa "kalau memang kamu ada bertahan lah nak, tolong maafin ibu yaa". Lagi khusyuk nangis dan berdoa abang bajajnya salah ambil jalur, dan harus memutar dong lewat Pasar Rumput. Sampai di rumah sakit cerita lah ke bagian pendaftaran "saya test pack positif dan sekarang ada flek", setelah daftar aku diminta istirahat aja di ruang bersalin yang lagi kosong. Diminta pilih dokter, ku jawab "siapa aja lah yang penting saya cepat diperiksa". Waktu itu dr. Regintha yang praktik, dan harus nunggu jadwal praktiknya jam 11. Better lah yaa menunggu sambil tiduran dibanding ngantri di RSCM. Nggak lama suami datang, dibawain makanan dan minuman gitu yang tentu saja langsung disikat.

Jam 11an dokternya datang, pindah lah aku mengantri di depan ruangan dokter. Karena aku dibilang lagi ngeflek jadinya didahulukan. Cerita lagi deh kronologis kejadian, termasuk 2 hari sebelumnya periksa ke Hermina. Di-usg lah aku, berhubung masih 4-5 minggu (kalau beneran hamil) usg-nya transvagina, aku diminta untuk mengosongkan kandung kemih dulu sebelum usg. Diperiksa-periksa memang ada bentuk yang diduga adalah kantong kehamilan. Dokter Ghinta nggak bilang langsung ini hamil, dia bilang "semoga rezeki yaaa, banyakin berdoa" dua minggu lagi periksa. Intinya nggak mau ngasih harapan palsu lah, aku pun diminta test pack lagi hasilnya alhamdulillah positif. Aku diresepin Folamil Genio dan Utrogestan. Pulang dari dokter senang banget, ternyata memang hamil, semoga rezeki sampai lahir, tumbuh dewasa, dan menjadi kakek. Aamiin.

(Bersambung)

Salam
.
.
Poedjie
»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men