Feb 27, 2021

Rutinitas


Assalammualaikum, 
Hampir empat hari belum nulis, hehehe... 
Tak apalah, yang penting ndak melanggar hukum πŸ˜‚

Sebenarnya sudah cukup lama mau nulis tentang ini, terinspirasi dari IG Story-nya penulis novel favorit aku, Ika Natassa tentang shalat yang merupakan rutinitas yang dianugerahkan Allah untuk umat Islam. Bisa dibaca di IG Ika Natassa pada highligt yang aku beri tanda love yaaa

Di awal story dia cerita tentang jawaban 3 astronot terhadap pertanyaan "apa tips bisa tetap waras dengan kondisi hidup yang 'terisolasi' berbulan-bulan di luar angkasa? ". Aku pun tertarik dengan jawaban astronot pertama (aku kasih smiley bintang) yaitu menciptakan daily routines, jadi nggak terasa stuck dalam waktu yang sama.

Aku tertarik dengan kalimat "Menciptakan rutinitas harian". Terasa diajak berpikir " Ooo iya hidup ini sebenarnya memang rutinitas yang kita jalani. Ada rutinitas yang kita jalani secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Rutinitas harian seperti bekerja, belajar, shalat lima waktu, mandi, makan, menabung, pakai skin care πŸ˜„, dan lain-lain. 

Aku tuh jadi flashback gitu dan merasa malu sendiri karena menjalani rutinitas ini dengan setengah hati, nggak total, terasa sebagai penggugur kewajiban saja. Padahal kan kalau aku jalani dengan serius dan diniatkan karena Allah pasti akan membuahkan hasil yang "manis" dan bernilai ibadah. 

Misal setengah hati pakai skin care sudah pasti hasilnya nggak maksimal, rugi karena merasa hasilnya nggak ok atau nggak cocok jadi beralih ke skin care lain, atau produknya sudah kadaluarsa karena ndak dipakai. Padahal kan yaa yang namanya pakai skin care yaa harus rutin, rajin, nggak pernah terlewat dalam waktu tertentu supaya hasilnya maksimal. 

Begitu juga dengan rutinitas lainnya, jika melakukan shalat untuk menggugurkan kewajiban belaka yaa nggak bakal dapat manfaat dari shalat seperti hati yang tentram. Atau makan yang penting kenyang tanpa memperhatikan nutrisinya, bisa menyebabkan penyakit atau kegemukan. 

Ahh memang sudah seharusnya dalam melakukan sesuatu kita serius dan do the best. Supaya nggak rugi dan dapat manfaatnya. Biarlah yang lalu berlalu dan dijadikan pembelajaran, esok kita jalani rutinitas dengan baik, semaksimal mungkin semampu kita supaya menjadi insan yang beruntung, hari ini harus lebih baik dari kemarin, besok harus lebih baik dari hari ini. 
Salam
Poedjie
Sumber gambar Instagram Ika Natassa
»»  Read More...

Feb 23, 2021

Pakai Korset Pasca Bersalin


 Assalammualaikum,

Jadi aku tuh pengen setiap hari terbiasa nulis, apa aja diceritain, macam diary gitu. boleh-boleh aja kan.... Suka-suka aku πŸ˜€

Beberapa hari yang lalu aku ditegur sama Uti karena ketahuan nggak pakai korset. Kata Uti "perut gede begitu, anak baru dua, masih muda, dipakai terus korsetnya, kalau tidur ndak papa dilepas". Ku pikir-pikir ada benarnya juga, ini badan memang semakin melebar sampai baju-baju lama ndak muat lagi, siapa tahu bisa bantu lebih singset kan, jadilah kupakai lagi korset yang sudah kugantung itu. Habis bersalin emang enak banget pakai korset, buat jalan lebih tegap aja gitu, nama pun perut habis meregang selama hamil, terus tiba-tiba jadi lebih kecil karena bayi sudah keluar, kalau nggak pakai korset nanti si bayi digantikan sama lemak, hehehe

Pasca bersalin anak pertama setiap hari aku tuh dipakaiin gurita dan stagen gitu sama Uti, pada saat itu kan baru ada Ghifaz jadi Uti masih sempat bantu pakai itu stagen. Kalau sekarang cucunya sudah tiga, mana sempat pakai stagen, maka dari itu aku beli korset aja buat pengganti stagen itu, biar lebih praktis aja, cuma rempong kalau buang air *alasan. Sebelum bersalin aku siapin 2 korset yang harganya aman buat dompet, merk sorella dan mama choice. Aku beli di shopee. 

Korset Sorella
Sorella aku pakai hampir setiap hari, bahannya lembut dan lebih "ngikat kencang". Perut nggak berasa goyor-goyor. Supaya nggak nyentuh kulit langsung korsetnya aku pakai kaos dalam dulu, tarnyata sekarang sudah banyak yang jual kaos dalam / tank top menyusui, jadi aman deh buat menyusui bayi. So far nyaman-nyaman aja pakai korset sorella, senyaman bra menyusuinya.

Kalau yang mama choice belum aku pakai, untuk bahan lebih lembut sorella. Pengen kujual aja ini korset mama choice karena memang belum dipakai. Pakai sorella aja, kalau pas dicuci yaa nggak pakai, anggap aja istirahat, ada yang mau beli? hehehe. Rencananya kalau WFO pun mau aku pakai korset ini, supaya badan lebih tegap dan skoliosis aku ndak tambah parah, ngarep bonus singset juga sih, berat ceu ke tulang dengan berat badan kelebihan 7kg.

Jadi intinya ndak ada salahnya lho kita itu ngikutin saran orang tua, selama bukan mitos belaka. Makanya ku nurut aja disaranin pakai korset. Sebenarnya ku ingin coba pakai bengkung macam yang Bidan Yesi praktikin, tapi ndak pernah berhasil dari nyoba setelah anak pertama lahir, ku cari yang praktis-praktis aja. Buat buibu yang baru bersalin hayo dipakai korsetnya, kita singset sama-sama yuk...

Salam

.

.

Poedjie

Gambar korset sorella aku ambil dari sini

Gambar korset mama choice aku ambil dari sini

»»  Read More...

Persiapan Kembali Bekerja -Drama Dot-


 Assalammulaikum,

Seminggu menjelang berakhirnya cuti bersalin binti back to work πŸ˜†

Nggak ada persiapan khusus sih, cuma lagi berusaha nyiapin Ghizan bisa minum asi dari dot, sampai dengan hari ini masih belum menemukan dot yang cocok, ingin rasanya ku menangis 😩. Kenapa pakai dot? Kan bisa bingung puting dan kawan-kawannya. Sesuai arahan para konselor asi kan pemakaian dot itu ndak boleh yaa, idealnya pakai cup feeder/gelas/disendokin, tapi ketika minta tolong sama orang lain nggak segampang itu jenderal, lebih drama lagi dibanding pencarian dot yang sesuai. Masalahnya Uti harus ngawasin 2 toddler juga, meskipun ada yang bantu. Jadi yaa sudah, yang penting bisa minum asi sesuai kebutuhan dan ndak bingung puting, aku sudah bahagia. Semoga benar yaa janji-janji para produsen dot, ndak bikin bingung puting, hehehe

Waktu umur beberapa hari aku pernah ninggalin Ghizan karena bawa Ghifaz ke rumah sakit berobat, laporan dari Uti gampang-gampang aja pakai dot yang ada, 60 ml langsung habis cuy. Jadi aku happy toh dan mikir "ahhh anaknya pinter ini minum asi pakai dot" dan nggak dicoba-coba lagi sampai kemarin, nggak mau dong bocahnya, auto panik. Dimulailah ini pencarian dot. Sampai weekend ini harus lulus yaa Zan🀲. 

Karena habis bersalin badan ini masih menggelembung, seragam ndak muat dong, jadi yaa cari seragam ini, udah ada seragamnya, dan ada drama juga, yess hidup tanpa drama apa lah artinya hidup, hahaha. Selebihnya pengen rasanya cuti terus atau WFH terus, supaya bisa terus dekat sama bocah. Maunya aku tapi ndak bisa terealisasi, hahaha. Yuukk kerja yuuk supaya "tujuan-tujuan itu tercapai" Semangat yuukkk. Seminggu ini kudu harus musti wajib dijalanin seakan-akan udah WFO. Asli perjuangan ini. Entah kenapa di rumah aja bangun makin siang, perasaan cuma gitu doang di rumah tapi nggak kelar-kelar. Diriku nggak selincah dulu, hiks. 

PRnya banyak bener kan yaa. Mau menunaikan janji juga ke sahabat saya, pasti bisa ayo djie you can do it. *kopi mana kopi.... Hari ini kucoba list apa aja yang harus kulakukan dan kukerjakan, nggak ada waktu lagi buat halu atau lama-lama scroll IG, huhuhu. Scroll-scroll handphone memang membuatku terlena. Memang ku harus jauh-jauh sepertinya supaya bisa lincah lagi. Andai ada tombol reset di badan yaa, hihihi. Tuh kan andai dan halu lagi. 

Mari bergerak lincah poedjie.... Semangat.... 


»»  Read More...

Feb 22, 2021

Tentang Dokter Anak di Depok


 Assalammualaikum,

Ceritanya Sabtu kemarin imunisasi DPT1 adek, terus tak sengaja ngobrol gitu sama salah satu orang tua anak yang mau divaksin juga, usia anaknya beda sebulan sama Ghizan, tiga bulan. Menurut ceritanya, si Ibu lahiran di RSIA baru yang terkenal itu di daerah Bintaro. dan merasa sudah cocok sama dokter anak di sana, tapi karena terlalu jauh jadi beralih ke dr. Intan seperti diriku, hehehe. Langsung ingat gitu deh masa-masa pencarian dokter anak dahulu kala.

Awal punya anak Ghifaz, dokternya dr. Harry Mulia yang kebetulan praktik di Rumah Bersalin Depok Jaya, tempat Ghifaz dan Ghizan lahir. Dokternya sabar, tapi kita yang harus banyak tanya, baru dijelasin sama beliau, selain itu jadwal praktiknya nggak sesuai terus sama jadwal aku, jadi lah harus beralih ke dokter lain. Aku dapat info dari Ibu-ibu di grup yang banyak rekomendasiin dr. Intan Tumbelaka, googling-googling praktiknya di Naura Medika dan RS Mitra Keluarga Depok, nggak terlalu jauh dari rumah kliniknya. 

Pertama ke sana waktu Ghifaz muncul bentol-bentol merah di lengan macam kena tomcat. Pertanyaan pertama dari dr. Intan "ganti sabun/minyak telon/lotion nggak bu?" Karena jawabannya ndak langsung diperiksa, diagnosisnya impetigo dan dikasih salep untuk pengobatannya. Dari sini, setiap butuh ke dokter baik imunisasi atau sakit kita ke dr. Intan. Untuk obat, pro RUM (reasonable used medicine) banget. Kalau batuk pilek selama anaknya ndak terganggu yaa nggak dikasih obat, tapi kalau mengganggu yaa dikasih obat, supaya cepat sembuh. 

Kalau mau ke dr. Intan di Naura MedikaMedika telfon dulu sebelumnya, terkadang beliau cuti atau mendadak ndak praktik. Selama pandemi ini jadwal untuk anak imunisasi dan berobat karena sakit dipisah, jumlah pasiennya pun dibatasi. Selasa dan Jumat untuk anak yang berobat sedangkan untuk anak imunisasi hari Kamis dan Sabtu. Antreannya lumayan panjang dan harus datang, ndak bisa daftar melalui telepon, biasanya jam 9 udah antri, dan dokternya datang sekitar jam 10.30 - 11.00. Bukan dokternya ngaret yaa, tapi memang seharusnya pendaftaran dibuka jam 10.00, karena pasiennya banyak dan dari 8.30 udah datang, makanya dibuka lebih awal. Harus punya stock sabar yang banyak yaa, karena dr. Intan periksa dan ngasih penjelasan cukup detil, apalagi sama orang tua yang keponya tingkat dewa, mungkin bisa sampai 30 menit satu pasien. Wow banget kan, makanya kadang aku tuh sampai rumah dari klinik bisa jam 1-an dari jam 9 pagi. FYI dr. Intan nggak ngasih no hp yg ada WA-nya yaa, beliau bisa dihubungi melalui sms atau WA, selalu direspon koq kalau kita tanya. 

Selain ke dr. Intan aku juga ke dr. Rastra di RS Hermina Depok, waktu itu Ghifaz batuk pilek parah, dr. Intan cuti, jadi minta rekomendasi dr. Intan kira-kira dokter siapa yang cocok buat Ghifaz di RS Hermina. Rekomendasinya dr. Rastra dan dr. Oti. Pada saat itu yang sesuai jadwal dr. Rastra, dokternya setipe sama dr. Intan. Alhamdulillah cocok. Nggak bingung lagi kalau harus ke RS yang bisa BPJS. Secara dr. Intan praktik di RS Mitra Keluarga, nggak bisa BPJS. 

Sekian, 

Poedjie

»»  Read More...

Feb 15, 2021

Selayang Kabar


Assalammualaikum,

Apa kabar dunia? 

Yaa begitu aja sih, alhamdulillah sehat meski berasa encok ini badan, efek pasca bersalin, skoliosis, dan umur. Yupp lengkap sudah. Setidaknya kan masih bisa hidup normal sebagaimana mestinya, bernafas, bergerak, berjalan, dan melakukan aktivitas lainnya ndak perlu bantuan orang lain. Selain itu, jungkir balik adaptasi ada anggot baru bayi Ghizan yang menguras seluruh energi yang kupunya, hahaha

Separuh bulan menjelang berakhirnya cuti bersalin dan masih gini-gini aja ndak produktif tapi udah berasa lelah sama urusan anak, hihihi. Berasa banget jomponya ini, rindu sangat sama diriku yang dulu, padahal dari dulu juga keteteran dalam banyak hal, makin hari dan makin tua makin keteteran juga, hihihi. Awalnya stress berat, haduh gimana ini nggak bisa handel dua anak sendirian, nggak bisa handel urusan domestik, dan  tapi yaaa sudah lah, jalanin aja, kalau memang ku tak sanggup handel sendirian dan butuh bantuan orang lain. Bukannya aku manja atau gimana, udah mencoba ujung-ujung badan meriang dan demam, hiks. Daripada semakin dipikirin semakin stress dan menurunkan imunitas, yaa sudah ikhlaskan aja dan terima kenyataan sambil cari solusi bagaimana caranya supaya tetap fit dan produktif walaupun umur semakin bertambah, walaupun sampai sekarang belum ketemu juga solusinya *ingin rasanya kujedotin kepala. 

Masa-masa seperti sekarang ini, urus-urus bayi hampir sepanjang hari, mau ke kamar mandi dan makan aja nggak sempat, kudu nunggu ada yang gantiin  dulu. Waktu terasa lebih cepat berlalu, perasaan baru bangun dari tidur, nguplek sama bayi tahu-tahu udah maghrib aja. Ku jadi membayangkan bagaimana aku nanti kalau udah masuk kerja? Apakah ku sanggup? Hahaha

Persiapan sebelum kembali kerja apa aja? 

1. Yang pasti pumping supaya Ghizan punya cukup stock asinya. Alhamdulillah walaupun nggak banyak tapi Insya Allah cukup. 

2. Latih Ghizan minum susu pakai dot. Ini masih PR, anaknya belum fasih pakai dot. Ku berdoa semoga dia ndak bingung puting. Iya tahu kalau nggak mau bingung puting disendokin atau pakai cup feeder minum asinya. Namanya aku minta tolong yaa sama Uti yang mana kayaknya riweh kalau ndak pakai dot, jadi kupasrah pakai dot ndak papa, yang penting semua happy, Uti nggak riweh, Ghizan bisa kenyang minum asi (jangan ditiru yaa).

Baru itu aja tuh, hehehe. Sanggup tak sanggup yaa sudah disanggupin aja, dinikmatin aja kerempongan yang ada. 13 hari ini latihan dulu lah, bongkar dokumen per-es-an sahabat saya. Harus kelar yaa 3 hari ini, hihihi. 

Semoga virus corona cepat berlalu Yaa Allah. Ku sudah setahun di rumah saja. Bosan? Pengen banget jalan-jalan? Nggak sih, so far masih waras di rumah terus, hahaha. Tapi kan kalau semua kembali normal, pandemi ini berlalu, semua bergerak menjadi lebih baik lagi kan, nggak ada rasa khawatir ketularan virus, nggak parnoan, dunia berjalan sebagaimana mestinya. 

Sudah dulu, mulai nggak nyambung postingan ini, besok disambung lagi deh, hehehe

Wassalam

Poedjie

»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men