Hari kedua.....
Kamis pagi disibukkan sama pekerjaan rumah, ga ada abisnya yaaa yang namanya kerjaan rumah tangga. Aku baru selesai ngerjain semuanya jam 12-an. Waktu lagi ngaso ngobrol sama sahabat tercinta lewat WhatsApp, aku utarakanlah keinginan terpendam aku, nonton film "jalanan". Kebetulan baru perdana tayang dan cuma main di 3 bioskop untuk sementara ini : XXI Blok M Square, XXI Plaza Senayan, dan Blitz Megaplex Grand Indonesia. Setelah melalui perdebatan yang alot diputuskanlah nonton di Blok M Square jam 16.45, dengan alasan dekat dari rumah sahabat saya dan harga tiketnya paling murah dibanding dua bioskop lainnya.
Aku langsung mandi dan siap-siap, setelah ok semua, starter si "Revi", meluncur ke stasiun. Tadinya si "Revi" mau aku titipin di Penitipan Motor yang biasa aku pakai jasanya, tapi koq pintu masuknya aja ketutupan motor juga yaaa, ya sudah lah dicoba titip di parkiran KAI, agak takut juga sihhh, takut ga bisa markir di tempat minim, maklum masih amatir, hehehehe
Yang namanya rejeki ga kemana yaaaa, dapet parkir dekat pintu keluar dan tempatnya lumayan lega, parkir pun dilalui tanpa problem. Selesai parkir kereta datang, alhamdulillah rejeki lagi, ga perlu nunggu lama.
Aku turun di stasiun kalibata disambung naik kopaja dan ojeg untuk sampai di rumah sahabat tercinta. Jam 2 siang aku sampai di sana, ngobrol-ngobrol dan baru berangkat ba'da ashar. Lokasi rumah teman aku ini strategis banget, ke Blok M memakan waktu 15 menit saja *mupenk
Sampai di Blok M Square tanya satpam di manakah lokasi bioskop, di lantai 5 yaaa....
Langsung beli tiket, masih sepi cyin.... wajar sihh secara baru tayang perdana dan orang-orang masih berjibaku sama kerjaan kantor atau macet jalanan ibukota.
Karena masih 45 menit dari jadwal main, kita hunting makanan dulu. Sahabat aku itu beli Kebab Baba Rafi, aku yang perutnya bermasalah karena nekat minum susu putih padahal intoleran laktose lebih memilih ga makan, minum aja dahhh, hehehehe
Kenapa pengen nonton film "jalanan"?
Aku tahu film ini dari twitter, lupa dari tweetnya siapa, tanggal 9 kemarin Timeline sebagian besar isinya tentang "jalanan" dan komentarnya ga ada yang jelek, bagus-bagus semua, aku penasaran banget dong, buka websitenya www.jalananmovie.com. ini sinopsisnya yang aku copas dari web.
SEBUAH FILM OLEH DANIEL ZIV
JALANAN berkisah tentang Jakarta dan potret Indonesia melalui mata 3 pengamen muda yang humoris dan gigih menjalani hidup; Titi, Boni, dan Ho. Film ini mengikuti ketiganya secara intim dan mengangkat keseharian mereka yang terpinggirkan dari hiruk-pikuk Ibukota, tanpa rekayasa.
Menggunakan lagu-lagu orisinil berkarakter kuat karya trio musisi tsb sebagai kemudi ceritanya, JALANAN menelusuri kesepian, duka, asmara, kisruh perceraian, meriah perkawinan, hingga dorongan seksual mereka di tengah riuh-rendah Jakarta yang dikendalikan oleh globalisasi dan korupsi.
Jadi "Jalanan" adalah film dokumenter yang proses pembuatannya memakan waktu yang ga sebentar, 6 tahun. Film ini meraih penghargaan dalam Busan International Film Festival, Oktober tahun lalu di Korea. Keren yaa....
Lalu gimana filmnya?
Aku ga berkapasitas ngomongin film sihh, ga punya ilmumya, tapi boleh dong ngasih pendapat, hihihi
Secara umum film ini keren.... Tema yang diangkat ga baru sihh banyak film dengan tema serupa tapi dikemas dengan cara yang berbeda. Film ini menonjolkan kehidupan nyata yang benar-benar terjadi dan jujur apa adanya. Pemainnya bukan artis-artis terkenal settingnya pun unik : jalanan, bis, kolong jembatan, terminal, dll. Sebagian besar dari settingnya aku tahu, jadi lebih berasa benar-benar liat kehidupan nyata dalam bentuk film. Apalagi sahabat saya yang tesisnya tentang anak jalanan membenarkan kehidupan di jalan memang begitu adanya kayak yang di film. Orang-orang di sekitarnya pun aktingnya natural, kayak ga tahu lagi dishoot, ini poin plusnya. Dialek yang dipakai apa adanya, ga dilebih-lebihin, pemainnya emang terbiasa pakai dialek itu, ga maksa gitu macam orang jawa tapi dialeknya bahasa padang, tapi logat tetep medhok jawa, hihihi
Film ini sarat makna, melihat kehidupan mereka membuat kita termenung dan sadar bahwa hidup di jalanan ga gampang, perjuangan untuk hidup benar-benar dilakuin, istilahnya bisa makan aja udah alhamdulillah, beda sama kita, insya allah untuk makan terpenuhi lahhh yaaa, meskipun lauknya itu-itu aja : tahu, tempe, telor, bakwan, dll.
Mereka tuhhh hidupnya terlihat lebih simpel, ga ribet, ga ada matinya berjuang untuk hidup supaya ga mati. Perjuangannya Titi untuk bisa lulus Paket C meskipun usia udah 30 tahun patut diacungi jempol, malu buat yang punya kesempatan sekolah tapi malas-malasan. Ooo iyaa aku terharu waktu Ho nikah mas kawinnya uang Rp 10.000, dan cewenya bilang "jangan ketawa dong, ga ada kan yang kayak gue" kurang lebih begitu, aku lupa dialog pastinya. Ho manly banget berani menikahi perempuan dengan tiga anak dengan mas kawin yang apa adanya. Padahal sebelumnya dia pemakai jasa "kupu-kupu malam".
Aku berharap di akhir film digambarkan hubungan ketiga pengamen ini, mereka jadi bersahabat gitu. Menurut aku mereka ga saling kenal, tapi ada adegan Ho bantuin Boni bikin "Hyatt" di kolong jembatan. Kalau emang ini fragmen kehidupan yang terpisah biarkan terpisah, di akhir film dikasih closing words untuk menarik simpulan dari mereka bertiga, biar endingnya dapat (ini asli ga penting, hehehe)...
Yang mau nonton ayooo rame-rame ke tiga bioskop itu yaaa mumpung baru tayang. Tapi jangan ajak anak-anak yaaa, sepanjang film disuguhi adegan merokok dan ada dialog yang ga sepatutnya didengar anak-anak.....
Semoga bisa menjadi referensi....
Bravo.... Maju terus film Indonesia....
.
.
#makasih buat sahabat tercinta, udah mau nemenin aku.... besok-besok nonton lagi yaaa, hehehehe
Gw rahasiain nihhh nama lu..... semoga suami lu ga nemu tulisan ini :)