Tadi pagi di kereta iseng buka FB dan nemu catatan ini di FB-nya Cemet. Dia juga ditag-in sama Mas Dedi, yg mau baca langsung bisa meluncur ke FB Mas Dedi. Aku posting di sini siapa tahu ada yg mau membantu Tomi. Semoga Tomi selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberi kemudahan dalam menghadapi cobaan dari Allah, Amin...
Jam 1 dini hari
tiba-tiba ada telpon tidak dikenal, langsung aja aku angkat, karena aku
kira ada teman yang butuh penting. Suara di telpon itu mengatakan kalo
Tomi sedang di pinggir jalan depan Mc D, jl Watu Gong, dan Tomi sedang
batuk-batuk parah. Aku tutup telpon dan segera bergegas ambil motor,
menuju ke lokasi dan menjemput dia.
Sesampainya di sana
Tomi terlihat lemas, jongkok sambil menahan mulutnya yang sedang batuk.
Di aspal sekitarnya terlihat jelas bercak-bercak darah, yang sepertinya
keluar bersamaan dengan batuk-batuknya. Di sana dia bersama seorang
temannya yang sebelumnya menghubungi aku, dan ada juga pak tukang
parkir. Langsung saja aku bawa Tomi ke rumah sakit. Sesampainya di sana,
dia langsung diperiksa dokter yang sedang jaga. Meskipun dia sudah
muntah darah lebih dari sepuluh kali, tapi kata dokter dia masih bisa
rawat jalan saja tanpa perlu ngamar di rumah sakit. Akhirnya aku bawa
saja dia ke rumah, biar bisa istirahat dulu.
Ya, Tomi
adalah teman kenalanku sekitar dua tahun yang lalu. Ceritanya panjang.
Dia tidak punya siapa-siapa, dari bayi sudah ditinggal kedua orang
tuanya, dititipkan ke seseorang yang ada di sekitar daerah Klandungan.
Jadi dia tidak tahu siapa saudaranya, keluarganya, bahkan sekedar nama
kedua orang tuanya dia juga nggak tahu. Sewaktu SMP dia dititipkan di
panti asuhan Sunan Kalijogo (Yasuka) di dekat Kalisari, sampai beberapa
tahun.
Karena sudah dewasa, dia pun harus keluar dari
panti dan hidup mandiri, tidak lagi bergantung kepada panti.
Bermacam-macam pekerjaan dia lakukan dari menjadi kuli bangunan,
cleaning service, jaga sawah, sampai sekedar cabut rumput, demi mengisi
perut tiap hari. Sehari-hari tidurnya kalau nggak di rumah temannya, dia
tidur di tempat-tempat yang nggak terpakai, seperti bekas warung, atau
di gubuk tengah sawah dekat daerah Suhat, yang sekarang sudah tidak ada
lagi.
Karena pola hidupnya yang tidak terjaga itulah,
tidak lama dia divonis dokter kena paru-paru basah dan TBC. Dengan
bantuan seseorang, pengobatan bisa berjalan sampai enam bulan, tapi
kemudian berhenti. Karena dia merasa penyakitnya sudah sembuh dan bisa
beraktivitas lagi. Di samping itu kondisi ekonominya yang juga nggak
mampu, tidak punya tempat tinggal yang tetap, dan tidak bisa mendapatkan
askes, karena dia sendiri nggak punya KTP, bahkan akta kelahiran saja
juga nggak ada.
Sejak beberapa bulan yang lalu penyakitnya
kambuh lagi, sampai sekarang. Dan saat ini dia butuh bantuan siapa saja
yang bersedia membantu. Sudah banyak orang yang ingin membantu, tapi
lebih banyak terganjal masalah identitas. Ada pekerjaan tapi juga nggak
bisa masuk gara-gara terganjal KTP. Mau kos atau tidur di masjid juga
tetap saja nggak bisa, karena nggak ada KTP. Susah amat ya, mau bantu
orang saja harus lihat KTP-nya dulu. Ya, aku paham itu untuk jaga-jaga.
Karena jaga-jaga itu lah, aku juga sudah menanyakan langsung ke Pak
Munir selaku pimpinan Yasuka dan yang mengurusi Tomi dulu. Dan memang
benar apa yang diceritakan tentang masa lalunya Tomi, kalau dia sebatang
kara, dan beberapa cerita-cerita masa lalunya.
Memang
masa lalunya kurang beruntung. Tapi dia masih ingin hidup dan sembuh
dari penyakitnya, bisa bekerja dan punya kehidupan layaknya orang lain.
Dia juga sudah kemana-mana minta tolong kalo ada yang bisa bantu dia.
Kalau permasalahannya hanyalah penyakit, tentunya tinggal dibawa ke
rumah sakit dan diobati. Tapi permasalahan yang membuat lebih rumit,
karena dia tidak ada KTP, tidak punya siapa-siapa untuk dituju, dan
tidak ada kos atau kontrakan untuk tinggal yang membuat penyakitnya
semakin parah. Untuk kos atau kontrakan juga kebanyakan pasti ditanyakan
KTP, oleh pemilik kos atau ketua RT setempat. Untungnya dia punya
ijasah SD dan SMP, yang sekarang aku yang bawa. Mungkin jika ada
kos/kontrakan yang bisa menerima dia dengan tanda pengenal ijasah, dan
bisa menerima kondisinya sekarang yang masih dalam perawatan, tolong
kasih tahu.
Itu sedikit tentang kondisinya. Untuk lebih
jelasnya bisa langsung ketemu. Yang dibutuhkan Tomi sekarang adalah
hal-hal sebagai berikut:
1. Pakaian cowok layak pakai
untuk ganti sehari-hari. Karena baju-bajunya entah di mana. Selama ini
dititip-titipkan di tempat teman-temannya.
2. Tempat
bernaung, kos, atau kontrakan yang bersedia menerima kondisinya, baik
kesehatan atau legalitas. Syarat tempat harus sendiri, biar tidak
mengganggu yang lain. Untuk jaminan kalau boleh memakai ijasah dia, atau
KTP punyaku.
3. Biaya pengobatan dan kebutuhan
sehari-hari untuk makan. Apa pun dan berapa pun akan diterima. Minuman,
buah, suplemen, dll. Karena untuk bekerja, saat ini dia masih belum
mampu.
Kalau ada teman-teman yang mau ikut membantu, baik
pakaian, biaya, atau jika ada informasi penting tentang KTP, kos atau
kontrakan kosong, silahkan ke inbox atau hubungi langsung di nomerku:
0856 48 68 48 42 (dedi). Atau setidaknya tolong info ini di-share, siapa
tahu ada teman lain yang ingin bantu atau punya informasi penting.
Tolong juga berikan doa untuk kesembuhan dan kehidupannya yang lebih
baik. Dia sendiri mengatakan, tidak ingin anak-anaknya nanti mengalami
nasib yang sama seperti yang dialaminya.
Sekecil apa pun
kebaikan pastilah Allah akan membalasnya. Semoga Allah membalas setiap
kebaikan teman-teman dengan kebaikan yang melimpah. Amin.
nb: maaf ga bisa nge-tag semua yg mungkin bisa di-tag, karena jumlah tag terbatas.