hari ini ga sengaja buka-buka FB, baru aktif FB lagi semenjak Desember kemarin, itu juga ga aktif-aktif banget cuma sebagai penonton, hihihihi
Tadi iseng aja buka-buka kronologi, dan nemuin tulisan ini. Maafin aku.... aku baru baca setelah hampir 4 tahun, hihihihi
Setelah baca ini langsung menitikkan air mata, terharu, ga percaya, i'm not a good friend, hiks...
Makasih Enggar buat semuanya.....
Empat tahun menempuh cerita di perkuliahan, mengenalmu dengan baik
sejak awal tahun kedua. Senang mengenalmu, kepribadianmu yang baik
meski memang tak ada gading yang tak retak untuk kita sebagai manusia.
Begitu banyak perjalanan carita yang kita tempuh bersama selama 3 tahun
hingga akhirnya aku harus berpisah denganmu.
Masa-masa kuliah
yang tak terlupakan, mengerjakan tugas bersama, berbagi bagian tugas
untuk kemudian dijadikan satu, membuat tim sendiri meski secara formal
tim kita terpisah, jatah membolos yang tidak ditempuh bersamaan agar
saling bisa berbagi informasi, saling mengajari jika tidak mengerti,
membawakan kue saaat kuliah, berangkat dan pulang kuliah bersama meski
terkadang aku sering lupa jalan, meski selalu bekerja sama dalam tugas
tapi sama sekali tidak pernah bekerja sama dalam ujian, saling titip
absen juga untuk hal yang memang penting, dan saling membela di depan
dosen. Meski demikian, kita juga pernah bersinggungan (menurutku),
ketika kita saling diam meski kita tetap berangkat dan pulang bersama,
serta duduk bersebelahan. Hingga akhirnya kita tersadar, itu tidak
penting dan suasana pun seperti biasa tanpa pernah membahas apa yang
terjadi sedikitpun seolah memang tak pernah terjadi apa-apa.
Betapa
kita saling menghargai keputusan masing-masing, tidak mengusik
permasalah pribadi meski kita begitu dekat. Tidak pernah menanyakan
permasalahan pribadi hingga salah satu dari kita bercerita terlebih
dahulu dan benar-benar saling menghargai. Setiap waktu aku membutuhkan
seseorang, engkau selalu hadir dan menemaniku sampai aku pun terlelap
tidur dalam lelahku. Berbagi cerita bersama, menikmati keindahan alam
bersama, jalan-jalan menikmati kota Malang bersama, bertukar pikiran
bersama, dan saling menghargai dan menghormati keputusan masing-masing.
Mungkin mereka benar, bagai botol dengan tutup yang klop dan saling
melengkapi.
Ketika aku terserang sakit dan harus ke rumah sakit,
engkaulah yang menemani proses tes darah, mengurusi hasil lab,
memilihkan dokter, memilihkan ruang rawat inap, membawakan madu dan
roti, mengerjakan tugas akhir milikku, termasuk pula mengurus izin
perkuliahanku.
Begitu pula saat aku mendadak sakit di kampus,
engkaulah yang ada di pikiranku sebagai orang yang akan membawaku
pulang. Kuhubungi dirimu, dan dengan mudah dan mantabnya kamu mengiyakan
untuk segera menjemputku ke kampus berjalan kaki di siang hari yang
sangat panas. Kau bonceng aku naik motor meski aku tau kamu sangat tidak
ahli naik motor dan itu berbahaya, tapi aku tak punya pilihan. Kau
antarkan aku ke kosanmu, dan aku muntah dan hampir pingsan di sana.
Terpaksalah
aku istirahat di sana hingga ketika aku tersadar ternyata sudah ada
makanan dan minuman yang kau sediakan untukku dan di luar sana
kakak-kakakku sudah menjemputku untuk pulang. Hmm...betapa aku
merepotkanmu sekali.
Perjuangan dalam masa-masa akhir yang tak
terlupakan juga, saling menyemangati ketika salah satu dari kita terasa
letih. Tidak boleh ada kata lelah dalam berusaha. Dan sidang akhir pun
tiba. Ketika kita memang ditakdirkan untuk berjuang bersama. Jangan
menyerah, tetap semangat, itulah kata-kata yang kita lantunkan ketika
nama kita dipanggil untuk ujian akhir. Hari terakhir proses akademis,
yudisium, kita berada di ruang dan waktu yang sama dengan susunan dewan
penguji yang sama serta dengan nilai akhir yang sama pula.
Semua sudah selesai, perjuanganmu di sini pun selesai. Engkau harus kembali, dan aku saat ini sangat merindukanmu.
Sukses selalu untukmu.
Betapa berharga semangat yang kau ajarkan kepadaku.
Jangan lupa janji kita, untuk membawakan cerita sukses saat kita beserta keluarga masing-masing bertemu kelak.
Bertemu karena Allah, berpisah karena Allah, dan saling mencintai sebagai saudara karena Allah.
Semoga Allah memudahkan kita. Amiin.
Untuk sahabatku
*iki foto pas kapan yooo gar??
Feb 14, 2013
Kenangan Indah Tak Terlupa (written by Enggar Pamulatsih, 27 Juli 2009))
Thursday, February 14, 2013
Posted by
poedjie
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment