May 28, 2014

Tentang Judge men-Judge


Ceritanya jam segini belum bisa tidur padahal hujan deras mengguyur Kalimulya dan sekitarnya, harusnya sihh tidur nyenyak dengan back sound gemericik suara hujan dari luar sana :)
Berhubung mata masih terang benderang dan lagi ogah baca buku, terus keingetan status teman yang intinya "ada seorang anggota organisasi Islam yang menyuarakan muamalah bebas riba, justru bekerja di bank sebagai analis kartu kredit"
Dan ada komentar di status tersebut  yang intinya "jangan membicarakan kekurangan orang lain di ruang publik, bisa jadi ia ga punya pilihan lain, mendapatkan pekerjaan tidak lah mudah, namun dituntut untuk menghidupi keluarga, mau usaha modal belum ada". 
Aku setuju banget sama komentar tersebut, ga perlu lahh kita men-judge orang lain yang intinya ga konsisten atau ga istiqomah. Meskipun aku sendiri pernah punya pengalaman serupa, dan pada saat itu men-judge yang kurang baik. Jadi ada rekan di kampus yang aktif di organisasi Islam juga, ehmm kita menyebutnya ikhwan taat gitu deh (ga kayak aku akhwat kurang taat, hehehe), yang sudah pasti memegang teguh perihal halal-haram. Dia pernah bilang ke aku "ji, kamu tahu Mas A (senior) sekarang kerja di bank, bagaikan menjilat ludah sendiri" Aku no comment. Sekitar 2 tahun lalu aku dengar dari seorang sahabat cerita ikhwan taat ini resign di tempat kerja yang lama dan bekerja di sebuah bank. Dalam hati mbatin "apa bedanya dia sama Mas A? Bukannya sama-sama menjilat ludah sendiri?"
Nama pun manusia yaaa, jarang bisa tetap pada satu pendirian atau konsisten antara perkataan dan perbuatan. Urusan "perut" akan mendorong seseorang melakukan apa pun agar urusan tersebut tetap sejahtera. Aku pernah baca di novel 99 Cahaya di Langit Eropa, ada seorang muslim yang bekerja di sebuah restoran yang menjual makanan berbahan dasar daging babi, setiap hari dia memegang daging babi, Hanum, pengarang novel tersebut tentu prihatin dengan keadaan itu, ia teringat perkataan ayahnya, Amien Rais "kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mengikuti apa yang kita mau (dalam ini bermuamalah sesuai syariat Islam), selama kita tidak bisa menjamin kesejahteraan 'perut' mereka".
Wew.... benar adanya perkataan itu. Kita seharusnya ga men-judge orang lain mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan agama kalau kita belum bisa memberi solusi yang tepat. Don't judge the other by your thought, because you never in their shoes. Allah yang berhak men-judge.... Kita yang Insya Allah menyadari masalah ini harus menghindari pekerjaan yang berhubungan dengan sesuatu yang dilarang Allah, mengingatkan mereka yang terpaksa ga bisa menghindari pekerjaan itu boleh tapi tidak menghakimi. Akan lebih baik kalau kita mendoakan agar mereka segera mendapatkan pekerjaan yang diridhai Allah. Semoga kita mendapatkan keberkahan dari hasil pekerjaan yang kita jalani, aamiin....
Aku sendiri bingung sihhh meskipun ga kerja di bank, tapi menggunakan jasa perbankan konvensional, fasilitas bank syariah belum secanggih bank konvensional yang internet dan mobile bankingnya bermanfaat banget. Menurut teman-teman gimana?
.
.
.
Ayoo tebak berapa kali aku nulis "yang intinya"? Sinonimnya apaan yaaa, biar diksinya makin banyak? Huehehehe
Selamat beristirahat temans..... :)
»»  Read More...

May 25, 2014

Me & Friend, Episode Ima Kepingin Spaghetti Tuna Pedas


Ada yang kepingin Spaghetti Tuna Pedas dari tanggal 9 Mei kemarin. Yaaaa Ima orangnya..... Sabtu ketemu pas kondangan ke Hawiwi pun masih kepingin, janjian lahhh kita hari kamis ini. Tapi yaaa ndelalah hari Selasa, 20 Mei ini pake baju batik, usul dehh hari ini aja makan Spaghettinya, dan deal.....
Janjian pulang kerja sama si Ima, begitu ketemu langsung menuju Kopitiam Oey. Si Ima langsung pesen makanan yang dia idam-idamkan, aku yang masih kenyang pengen nyoba pisang flambe, tapi lagi kosong jadinya pesen Prata Pisang Lengkap.
Spaghetti Tuna Pedas
Aku sempat icip-icip mie lurus ini, kayaknya ini mie ditumis dulu, jadi agak kering gitu dan ada irisan cabe rawit cengeknya, buat aku puedesnya pake banget, langsung melek, dan aku tak sanggup, hehehehe. Kalau buat aku mahhh ga perlu ada irisan cabe rawit....
Prata Pisang Lengkap
Kita shalat maghrib di masjid bank mandiri syariah, dan stuck cukup lama di sana bingung mau kemana, hehehe
Si ima cuma bilang "gw pengen ke tempat yang dingin ji" Muncul ide ke Sevel aja, jalan lahhh kita, sampai di sana tempat duduknya penuh semua dan ga dingin, hihihi.... Jadilah si Ima beli es krim gitu, kita pun jalan lagi menyusuri jalan sabang. Langkah kaki pun terhenti di Dunkin, tempatnya sepi, setelah lirik-lirikan melipir lahh kita, dan cuma beli beginian aja....
Ice Capucino with Jelly
Tempatnya pun dingin.....
Nangkring di sini cukup lama, sambil nunggu waktu pulang agak maleman dikit supaya keretanya ga terlalu penuh. Sayang tempatnya ga kefoto, lain waktu kalau kemari lagi harus ambil fotonya, hehehehe
Ngobrol ngalor ngidul lahh sama si Ima, mulai ngomongin buku, kerjaan, curhat, pokoknya ada aja yang diomongin.... Ahhh senangnya bisa berteman sama Ima....
Ditunggu yaaa ma rencana ke merak naik kereta ama ngebolang ke bogor :)

Buat Ima good luck yaaa perjalanan besok.....
Doa-doa titipan gw nanti gw WA....
Take care..... tolong doain yaaa semoga bisa mengikuti jejak lo ke rumah Allah.....

»»  Read More...

May 18, 2014

Bubur Ayam Mitra


Udah cukup lama Dewi cerita tentang Bubur Ayam Mitra, asli bikin kepingin, kayaknya fenomenal banget ini bubur, jam 7 pagi udah abis di akhir pekan dan jam 8 di hari kerja. 11 Mei 2014 kemarin kesampean juga ngerasain bubur ayam ini. Sehari sebelumnya nginep di rumah Dewi, di daerah Mampang, kebetulan suaminya lagi tugas ke luar kota. Jam 06.00 pagi kita pun berangkat biar ga keabisan, Adine yang masih tidur pun niatnya diangkut demi bubur ayam, hehehe... Tapi alhamdulillah dia kebangun pas baru diangkat, jadi ga sadis-sadis amat :)
Lokasi bubur ayam ini di Jl. Fatmawati, tepatnya di sebrang Rumah Sakit Setia Mitra. Jangan dibayangin tempatnya kayak Bubur Baritonya yaaa, ini bubur ayam gerobak gitu yang dijual di pinggir jalan.
Penampakan Gerobak Bubur Ayam
Dan ini dia penampakan bubur ayamnya....
Semangkuk Bubur Ayam Mitra
Lalu gimana rasa buburnya?
Enak..... terbukti aku berhasil ngabisin itu bubur ampe bersih sihh, kinclong dahh mangkoknya...
Tekstur buburnya pas sama selera aku, ga terlalu encer juga ga terlalu kental. Ada potongan daging ayam kecil-kecilnya gitu di dalamnya, ini yang bikin beda. Untuk pelengkapnya sama seperti bubur ayam kebanyakan : kerupuk orens kemerahan, cakwe, ayam suwir, bawang goreng, kacang, daun seledri, sambal (aku sama dewi tanpa seledri & kacang, penting ini... siapa tahu ada yang mau beliin bubur ayam). Nahh yang bikin juara itu si sambalnya ini. Entah dibikin pakai resep apaan, bikin rasa bubur ayamnya makin cihuy.....
Dan bener lho jam 7 pagi udah abis buburnya, ckckckck
Biar kebagian sms abangnya dulu supaya disisain, Dewi punya No. HP abangnya, kalau ada yang mau nanti aku tanyain.
Untuk harganya aku ga tahu, soalnya yang bayar Dewi dan aku belum sempat nanya, hehehehe
.
.
.
Makasih Dewi....
Next kita ke Bubur Ayam Jl. Tanjung & Slipi yaaa biar afdhol predikat lu sebagai pecinta bubur ayam....
»»  Read More...

May 1, 2014

Menghabiskan Liburan di Ciwidey


Wew...... 2 lebih minggu ga posting.....
Dan bulannya udah ganti Mei....
Di Ciwidey sinyalnya mendup-mendup, jadi susah connect ke internet #alasan
Liburannya udah selesai, udah mulai kerja juga...
Liburan hari ke 5 sampai hari ke 13 dihabiskan di rumah dan Ciwidey. Aku di Ciwidey 5 hari, berarti selebihnya di rumah, hehehe

Berangkat ke Ciwidey sendiri, naik MGI dari terminal Depok ke terminal Leuwi Panjang Bandung. Pengalaman naik MGI ini sebenernya nyaman, ac berasa, harga pun terjangkau, 55.000. Eeee tapi yaaa nunggunya lama bener, hampir sejam nunggu bis berangkat dari terminal. Bener-bener harus ada faktor keberuntungan kalau bisa naik MGI ga pake nunggu lama. Pas balik dari Ciwidey ga pake nunggu lama sihhh, tapi kebagian di ruang merokok, busnya udah full. Alhamdulillah sihhh bapak-bapaknya mengerti dan mematikan rokok waktu aku batuk-batuk.
Kembali ke perjalanan ke Ciwidey.....
Dari Depok ke Bandung memakan waktu 3 jam, sampai di terminal Leuwi Panjang hujan deras, alhamdulillah langsung dapat ELF / L300, moda transportasi selanjutnya ke Ciwidey yang memakan waktu tempuh 1 jam. Sampai rumah tujuan tepat jam 5 sore. Waaaaa senang banget bisa mengunjungi sahabat tercinta.
Tempat tinggal selama di Ciwidey
Di sini udaranya sejuk cenderung dingin. Air tanahnya pun ikutan dingin, berasa mandi pakai air es cyin....
Karena dingin efeknya ini mulut bawaannya pengen ngegares mulu, dikit-dikit makan. Tambah gendut lahhh awak di sini....
View di sini bagus banget, dari teras rumah bisa lihat gunung... 
Ini bukan view dari teras sihh, kurleb begini lahh view-nya
Selama di sini ngapain aja??
Main ke kandang Syifa Milk Farm, main sama Azahra, selebihnya leyeh-leyeh, hehehe...
Azahra
Mejeng di kandang
Jadi temen aku ini adalah entrepreneur muda yang bergelut dengan ternak sapi dan domba. Hasilnya susu sapi dan susu domba segar siap konsumsi. Selain susu temenku juga mengolah susu sapi dan domba menjadi yoghurt dan keju mozarela.
Produk Syifa Milk Farm
Aku juga diajak ke Kawah Putih lho....
Tiket masuknya Rp 20.000 / orang, parkir mobil di atas (dekat kawah) Rp 150.000 / mobil. Alternatif lain kalau ga mau parkir di atas naik angkot yang disediakan pengelola, biaya kalau ga salah Rp 10.000 / orang.
Kawah Putih
Happy Family
Yang numpang liburan :)
Demikian cerita liburan kemarin......
Terimakasih buat Abi dan Ibu Zahra....
.
.
#Buat yang tertarik produknya Syifa Milk Farm bisa tanya-tanya ke aku yaaaa
»»  Read More...
 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men