Jun 14, 2014

Bubur Ayam H. Jewo, Jl. Tanjung, Menteng


Akhirnya makan bubur yang populer ini :)
Tapi ini kenapa jadi posting makanan mulu yaaa? Yang penting posting lahhh :)
Setelah sebelumnya ngajakin Dewi dengan modus supaya title "pecinta bubur ayam" segera diraih, tapi belum nemuin waktu yang pas, begitu juga ngajakin teman yang lain, belum ada yang terwujud. Dan nanya ke Ima "udah pernah makan bubur di jl. Tanjung belum?" Dia jawab "udah" dan katanya "enak". Makin penasaran lahhh aku sama bubur yang direview Mbot sebagai "bubur ayam No 3 terenak di Indonesia". 
Apalagi yaaa sekarang hampir setiap sore lewat jl. Tanjung, jadi gregetan, tapi udah raib gerobak buburnya, jualannya cuma pagi doang sihhh :(
Tibalah saatnya kemarin, hari jum'at ga olahraga, terus diajak sarapan, dari hari Kamis pada kepingin sarapan nasi uduk di Sabang, turun lah kami berempat, Bu'e, Teyun, Ova, dan aku.... Aku ngobrol sama Teyun cerita tentang si Bubur Jl. Tanjung, terjadilah kesepakatan kita bakal sarapan itu bubur satu saat nanti. Waktu nunggu Bajaj, aku bilang sama Bu'e dan Ova "nanti kapan-kapan sarapan bubur yaaa yg deket rumah Pak Harto"
Ehhh Ova nyeletuk "sekarang aja makan buburnya" dan semua ngangguk, hahahahaha *devil grin
Ternyata jaman mudanya Bu'e, dia pernah makan bubur itu, tahun 80an. Tapi dia sendiri lupa rasanya gimana. Yang dia inget itu bubur kesukaannya Pak Harto dan keluarga.
Berbekal informasi di blognya Mbot, jalan lahh kita. Ga susah koq dicarinya. Sepanjang Jl. Tanjung cuma ada satu gerobak bubur. Letaknya persis di depan rumah putih yang digambarin Mbot.
Jadi apa bedanya ini bubur ayam sama bubur yang lain?
Foto hasil ngebajak di FB Ova
Tekstur buburnya lebih kental dan udah ada rasanya, ga pake kaldu, ditabur merica dan sedikit kecap asin. Toppingnya kerupuk warna-warni, cakwe, seledri, dan ayam suwir. Yang bikin beda kerupuk warna-warni dan ayam suwirnya. Baru kali ini nemu bubur ayam ga pakai kerupuk merah, yang dipakai bubur ayam pada umumnya. Ayamnya ayam kampung dan suwirannya gede-gede gitu, jadi bikin lahap, hahaha
Monggo dinilai sendiri yaa dari deskripsi buburnya..... yang namanya makanan tergantung selera yang makan, ga bisa objektif, hihihihi
Selesai makan bingung kita mau pulang naik apa, secara ini lokasinya di dalam perumahan yang rumahnya gede-gede bingits. Alhamdulillah di kejauhan, sekitar 300m ada bajaj biru ngetem, aku samperin dan nego harga. Setelah deal jemput 3 teman yang lain, pulang lah kita ke kantor. Saran aku kalau mau ke sini naik taksi/bajaj dan malas jalan kaki ke tempat taksi/bajaj sering lewat, mending minta tolong tungguin, daripada bingung pulang naik apa, hehehe
.
.
.
Harga per porsi tanggal 13 Juni 2014 Rp 17.000  (lumayan mahal yaaa untuk ukuran bubur, untung kemarin ditraktir, hehehe)

5 comments:

  1. 17 ribu kalo kenyang dan bisa kebawa mimpi, ya ......
    tetep aja mahal, haha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha...... alhamdulillahnya ditraktir.... :P

      Delete
  2. 17 rebu kalau di sini sudah dapat dua porsi, kalau mie ayam dapat 3 mangkok..
    bubur ter enak se Indonesia ya buatan istri saya. Gak bisa itu bubur terenak yang lewat jalan tanjung, gak bisa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo ga dikirim kemari buburnya hoax mas... :P

      Delete
  3. sebenernya kurang suka makan bubur sih, tp ko ini kayanya enak ya

    ReplyDelete

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men