Apr 15, 2013

Belajar Menghargai


Hari ini merasa tersentil sama kelakuan diri sendiri, rasanya pengen toyor kepala ini karena aku udah sembrono. Yaaa sembrono karena aku jadi menjudge orang lain dengan pola pikirku sebagai tolok ukurnya. Berawal dari rasa trauma dengan Facebook, sebenernya aku kenal Facebook dari tahun 2007 tapi aku ga aktif di sana dengan beberapa alasan. Pertama trauma, Facebook makes me hurt, tak usah lah aku bercerita kenapa, toh sekarang perlahan-lahan menghilangkan trauma dengan Facebook, mulai aktif, berkomentar ria. Tapi tetep jarang bikin status, bingung cyin.... Yg sering posting lirik lagu di Facebook, hahahaha
Alasan kedua adalah terlalu banyak orang yg berkeluh kesah dan alay. Heran aja sama orang-orang yg update banget bikin status, kadang bikin sakit mata, hahaha
Jadi mikir juga sih emange aku nulis di blog bukan bentuk update "status" versi panjang? Emange aku ga berkeluh kesah di blog? Emange aku ga berdoa dan menuliskan harapan di blog? Haduh.....haduh.... "puji yo opo koen iku, delok'en awakmu sik tha, awakmu sempurna tha? Isoh-isoh'e menjudge wong liyo" *Istighfar : Astaghfirullahalazim...
Selama ini memang aku ga pernah mengungkapkan "rasa ga suka" itu ke orang lain. Cukup aku pendam sendiri. Sampai hari ini aku tersadar ketika teman bicara statusnya di sosial media, statusnya itu berisi harapan dan apa yg mau dia lakuin. Langsung aku komentar "Akan lebih baik kalau kamu disimpan sendiri dan berdoa ke Allah" Dia diam aja. Kenapa aku bisa bilang gitu, alasan yg paling logis karena aku kurang suka status-status ngeluh atau bentar-bentar check ini by foursquare di Facebook. Setelah dipikir-pikir koq aku jadi menjudge seseorang yaaa, rasa-rasanya koq kurang etis. Bukankah semua orang berhak mengekspresikan apa yg dipikirkan, apa yg dirasakan, apa yg dialami, dan sebagainya melalui media apa pun termasuk Facebook? Toh aku juga melakukan hal yg sama di Blog, medianya aja yg beda, intinya tetap sama, dan aku ga bisa memaksa dia untuk nulis di blog dan dia juga ga bisa memaksa aku untuk nulis di Facebook. Jadi yaaa saling menghormati dan menghargai aja lah. Biarkan semua orang berekspresi. Yg penting asyik-asyik aja coy. Kalo emang terganggu yaaa ndak usah diliat apalagi dibaca, ga perlu saling mencela * piss
Akhirnya aku minta maaf ke seseorang itu dan berusaha meluruskan, supaya dia juga ga ilfil sama aku. Untungnya cuma ke segelintir orang aku begini, cukup satu orang sajah. Maafin aku yaaa mbak *peluk....
Mari posting sebanyak-banyaknya :)

29 comments:

  1. suka lucu emang liat tingkah temen di FB

    ReplyDelete
  2. mau noyor kepala sendiri? hadeuhhh..
    udah kejadian belum?? hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. belom.... ternyata aku sayang sama diri sendiri *lho...

      Delete
    2. kalau belum, sini tak toyor mesra ku sayah...;O)

      Delete
    3. jangan mau Mbak.
      udah nggak punya tenaga buat noyor deh beliau

      Delete
  3. kadang aku juga kesel mbak kayak gitu banyak setatus di fb dan lewat di wall ku, tapi ya namanya juga kelompok umur dengan variasi benar salah menurut mereka.
    yo opo rek komenku kok ngelantur

    ReplyDelete
  4. yang penting kita ttp mau belajar tokh.. menyadari kesalahan.. itu lebih penting.. dan lalu mengubahnya manjadi energi yang lebih positif hingga perilaku kita bisa bener2 positif dikemudian harinya ;)

    ReplyDelete
  5. Ada teman yg prnah ngomong gini, klo di pesbuk kita kenal banyak org2 alayy, kl di twitter knl sm org2 pinter...

    *setuju gak? hehe, (untung saya punya dua2nya)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga punya dua2nya.... tapi yaaa gitu lebih seneng sebagai silent reader aja :)

      Delete
  6. dunia ini diciptakan dengan segala bentuk dan isinya, nyantey kaya dipantai azh neng...
    permintaan maafnya udah nunjukin kedewasaan tuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya pengen dipollow, makanya saya polow duluan blognya

      Delete
    2. saya udah difollow belum Kang?

      Delete
    3. aku mau follow Kang Cilembu bagaimana caranya yaaa? Di blognya ga ada :)

      Delete
    4. blognya dilaporin dulu ke pak lurah dulu deh

      Delete
  7. belajar menghargai seseorang teh sama saja belajar menghargai diri kita sendiri sejauh mana kita mnghargai apa yg kita punyaa :)

    ReplyDelete
  8. Saya setuju jika semua keluh kesah di adukan hanya kepada Allah..

    ReplyDelete
  9. sama lah, kadang emped juga ama fesbuk..
    makanya sekarang fesbukku deactivated...hehehe..
    ga penting lah..

    ReplyDelete

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men